Sri Mulyani: Masalah Pembangunan di Desa Bukan Kurang Anggaran

Minggu, 18 November 2018 15:40 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berbicara kepada siswa saat mengajar di Sekolah Dasar Negeri 7 Kenari, Jakarta, Senin, 22 Oktober 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan pembangunan di Indonesia, khususnya di desa, bukan lagi soal ada tidaknya anggaran. Pada beberapa periode pemerintahan sebelumnya, ketiadaan anggaran kerap menjadi alasan dan permasalahan dalam pembangunan desa.

Baca: Tahun Pemilu, Sri Mulyani Sebut Banyak Politikus Janjikan Belanja

"Sekarang anggarannya ada, bisa menyelesaikan enggak (persoalan pembangunan)? Ini tantangan yang beda dan bagus," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan, Ahad, 18 November 2018. Ia mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun depan adalah sebesar Rp 2.439 triliun, meningkat dari tahun ini Rp 2.217 triliun.

Untuk dana desa saja, Sri Mulyani mengalokasikan Rp 70 triliun pada 2019. Sehingga, dalam lima tahun duit yang digelontorkan pemerintah untuk pembangunan desa bisa mencapai Rp 257 triliun. "Itu adalah untuk menciptakan kesejahteraan, mengingat kita memiliki tantangan yaitu jumlah penduduk besar, wilayah besar, dan demografi yang besar," ujar dia.

Menurut Sri Mulyani, ihwal pembangunan tidak bisa diukur hanya dengan teori-teori atau gagasan di kampus-kampus, maupun dengan angka-angka di APBN. Melainkan harus dijalankan di lapangan. "Makanya misalnya dibutuhkan presiden turun sendiri seperti pimpro (pemimpin proyek)."

Advertising
Advertising

Dengan anggaran yang ada saat ini, Sri Mulyani menyebut persoalan yang hadapi adalah mengisi ruang bagi pihak-pihak untuk bisa menjaga pembangunan agal berdampak riil di lapangan. Selain itu juga untuk menjamin kenaikan anggaran pendidikan bisa ikut menaikkan kualitas sumber daya manusia, maupun kenaikan anggaran kesehatan guna mengurangi penyakit dan memberi layanan kesehatan. "Itu siapa yang bisa menjamin?"

Oleh karena itu, di hadapan civitas akademika STAN, Sri Mulyani menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mengawal pembangunan di Indonesia. Menurut dia, selama ini perguruan tinggi memiliki Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

"Kita biasanya melakukan secara terkotak-kotak, pendidikan di kelas, penelitian dengan berbagai topik, dan melaksanakan pengabdian, tapi tidak ada yang terkoneksi," ujar Sri Mulyani.

Bekas Direktur Bank Dunia itu mendorong perguruan tinggi masuk ke desa dengan nilai tambah. "Ini ada masalah, ada uang, bagaimana mengasilkan kemajuan?" Kata Sri Mulyani. Dengan masuknya perguruan tinggi ke desa, harapannya organisasi di level desa bisa menjadi lebih baik. "Jadi bagaimana perguruan tinggi dapat memperkuat dana desa, bukan malah jadi bingung."

Berita terkait

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

11 jam lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

16 jam lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

16 jam lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

1 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

1 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

1 hari lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

2 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

2 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

4 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

4 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya