Kemenhub Akan Pelajari Petunjuk Operasional Boeing 737 Max 8
Reporter
Kartika Anggraeni
Editor
Martha Warta Silaban
Sabtu, 10 November 2018 12:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara Pramintohadi Sukarno mengatakan akan mempelajari Flight Crew Operating Manual Bulletin atau FCOM yang telah diterbitkan oleh Boeing Co. Penerbitan FCOM tersebut terkait dengan operasional Boeing 737 Max 8 sebagai langkah preventif.
BACA: Boeing 737 Max 8 Milik Garuda Diklaim Layak Terbang
Pramintohadi menjelaskan FCOM itu berisi tindakan yang harus dilakukan oleh penerbang saat mengalami kondisi tertentu yang diduga disebabkan adanya erroneous input pada Angle of Attack Censor. "Pihak Boeing Co. menyatakan bahwa latar belakang diterbitkannya FCOM berdasarkan informasi yang sejauh ini sudah diperoleh dari kejadian kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 pada yang jatuh di Perairan Tanjung Kerawang," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Sabtu, 10 November 2018.
Pramintohadi menjelaskan bahwa petunjuk yang dikeluarkan ini merupakan perkembangan terbaru dari petunjuk yang telah ada sebelumnya. Ia juga mengatakan dalam FCOM tersebut memang didasari oleh data-data yang diperoleh dari investigasi yang dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT, NTSB Amerika Serikat dan Boeing.
"Kami juga terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait khususnya dengan KNKT agar setiap informasi baru yang muncul dari proses investigasi kecelakaan JT610 dapat langsung ditindaklanjuti dengan langkah-langkah preventif," ujar dia.
Ia mengatakan pihaknya telah menerima konfirmasi pada Jumat pagi bahwa Emergency Airworthiness Directive atau AD telah diterbitkan. "Kami sedang mempelajari dan mengevaluasi emergency AD dimaksud," tuturnya.
Menurut dia sehari sebelumnya Ditjen Perhubungan Udara juga telah berkomunikasi dengan perwakilan FAA di Singapura terkait dengan rencana penerbitan FCOM. Melalui teleconference, kata dia, FAA juga menyampaikan bahwa keluarnya FCOM tersebut diikuti dengan Emergency Airworthiness Directive Continued Airworthiness Notification to the International Community atau CANIC sebagai konfirmasi dari FAA kepada regulator di negara pabrikannya.
Baca berita lainnya tentang Boeing di Tempo.co.