Bidik Sukuk ST-002 Terjual Rp 1 T, Sri Mulyani Gandeng Influencer

Kamis, 1 November 2018 13:53 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan laporan semester 1 APBN 2018 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, 9 Juli 2018. TEMPO/Friski Riana

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan pemasaran Sukuk Tabungan seri ST-002 minimal dapat mencapai Rp 1 triliun dengan basis investor ritel baru yang lebih luas.

Baca: Pemerintah Rilis Sukuk Tabungan ST-002 dengan Kupon 8,3 Persen

Pemerintah baru saja membuka masa penawaran ST-002 pagi hari ini dan akan berlangsung hingga Kamis, 22 November 2018 mendatang. Instrumen ini akan dipasarkan secara online oleh 11 mitra distribusi.

Sebanyak 6 di antaranya adalah bank, yakni Bank BCA, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank Permata, Bank BRI, dan Bank BTN. Perusahaan efek yakni Trimegah Sekuritas, sedangkan perusahaan efek khusus yakni Bareksa dan Tanamduit. Lalu, financial technology yakni Investree dan Modalku.

Sri Mulyani mengatakan bahwa berbeda dibandingkan 2 seri instrumen Saving Bond Retail (SBR) yang juga dipasarkan secara online tahun ini, pada pemasaran ST-002 ini pemerintah melibatkan peran serta influencer media sosial untuk melakukan edukasi dan sosialisasi.

Advertising
Advertising

“Saya ingin melihat dalam 22 hari ke depan dengan metode yang sama seperti SBR dan bahkan lebih, karena kita akan boosting dengan para influencer, target kami Rp1 triliun kami harapkan bisa lebih dari itu,” kata Sri Mulyani usai peluncuran ST-002, Kamis, 1 November 2018.

Lebih jauh Sri Mulyani mengatakan, pemerintah berharap pada influencer yang diajak pemerintah bisa mulai melakukan penetrasi jauh lebih luas untuk mengkomunikasikan instrumen ini sebagai pilihan instrumen yang logis dan alamiah.

Saat ini basis investor SBN ritel syariah cukup besar, mencapai 220 ribu orang, jauh lebih besar dari basis investor SBN konvensional seperti ORI015 lalu yang mencapai 46 ribu orang. Namun, dari sisi nilai investasinya jauh lebih kecil dibandingkan pada instrumen konvensional.

Sri Mulyani menilai masih banyak anggapan keliru yang berkembang di kalangan masyarakat yang menyebabkan adanya sikap penolakan terhadap instrumen-instrumen yang bersifat utang. “Seolah-olah itu haram atau najis, padahal enggak. Kita perlu bersama-sama kembangkan ini. Kalau sukuk ini distigmakan negatif, ini tidak akan berkembang. Kita justru mengerdilkan potensi yang sangat besar,” katanya.

Baca: Sri Mulyani Targetkan Penerimaan Perpajakan Rp 1.786,4 Triliun pada 2019

Sukuk ST-002, menurut Sri Mulyani, ditawarkan dengan kupon mengambang dengan floor atau kupon minimal 8,3 persen dan tenor 2 tahun. Investor ritel dapat memesan instrumen ini mulai dari Rp 1 juta hingga Rp3 miliar. Instrumen ini tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder, tetapi dapat ditebus lebih awal setelah 1 tahun.

BISNIS

Berita terkait

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

23 menit lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

3 jam lalu

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

Kominfo mengaku telah mengatur regulasi terkait pelanggaran data pribadi oleh penyelenggara elektronik seperti TikTok.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

5 jam lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

5 jam lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

21 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

1 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

1 hari lalu

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Negara yang 100 persen penduduknya muslim ternyata bukan di Arab. Lokasinya ada sebelah selatan-barat daya India. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

1 hari lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

1 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

2 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya