Saran Ke Prabowo jika Bicara Ekonomi, Indef: Data Harus Lengkap

Jumat, 26 Oktober 2018 16:14 WIB

Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menghadiri acara perayaan hari ulang tahun ke-1 Front Santri Indonesia yang digelar oleh Front Pembela Islam di Lapangan Masjid Amaliyah, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Senin malam, 22 Oktober 2018. Istimewa.

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengingatkan Calon Presiden Prabowo Subianto agar lebih berhati-hati bila berbicara soal data dalam kritiknya.

Baca: Prabowo Sebut 99 Persen Masyarakat Hidup Pas-pasan, Ini Kata BPS

"Harus ada sumber data yang lengkap, jangan sepotong-sepotong karena bisa membuat bingung masyarakat awam," ujar Bhima kepada Tempo, Jumat, 26 Oktober 2018. Selain membuat bingung, ketidaklengkapan data itu bisa membuat substansi kritik yang ingin disampaikan jadi hilang lantaran validitas datanya dipertanyakan.

Prabowo sebelumnya mengatakan 99 persen masyarakat Indonesia berada pada ekonomi pas-pasan. Pernyataan itu ia sampaikan dalam acara deklarasi emak-emak Binangkit relawan Prabowo-Sandi di Pendopo Inna Heritage Hotel Denpasar, Bali, pada Jumat pekan lalu.

Menurut Prabowo, 73 tahun Indonesia merdeka, yang kaya semakin sedikit dan hanya segelintir orang saja. Ia mengatakan bahwa pernyataannya merupakan data fakta yang diakui oleh Bank Dunia

Advertising
Advertising

Bhima lantas mengutip data BPS mengenai pengeluaran penduduk Indonesia. Berdasarkan data itu, masyarakat diklasifikasikan kepada tiga kelompok, yaitu kategori pengeluaran terbawah, kelas menengah dan paling kaya,

"Sebanyak 40 persen kategori pengeluaran terbawah berkontribusi 17,3 persen terhadap total pengeluaran penduduk. Sementara 40 persen kelas menengah kontribusinya 36,6 persen dan 20 persen penduduk paling kaya kontribusi nya 46,1 persen," kata Bhima.

Kalau yang dimaksud oleh Prabowo sebagai hidup pas-pasan adalah kombinasi orang miskin dan menengah, ujar Bhima, maka totalnya menjadi 53,9 persen. "Jadi bukan 99 persen seperti yang Pak Prabowo bilang."

Ihwal kesejahteraan masyarakat, menurut Bhima, juga bisa dicek dari nilai tukar petani per september 2018 sebesar 103,17. Kalau dibandingkan dengan empat tahun lalu per September 2014 NTP hanya mencapai 102,36. "Artinya NTP cenderung naik, daya beli petani secara umum membaik."

Baca: Soal Kemiskinan Indonesia, Ada Lima Kritik Pedas Prabowo

Namun, apabila dicek dari upah buruh secara riil, misalnya buruh bangunan. Ternyata ada penurunan ketimbang tahun 2014. Upah buruh bangunan per September 2018 adalah sebesar Rp 64.744, sementara pada periode yang sama di tahun 2014 adalah sebesar Rp 65.279. Artinya pendapatan pekerja di sektor konstruksi justru menurun tergerus inflasi.

"Padahal di saat yang sama pemerintah sedang gencar bangun infrastruktur," ujar Bhima. "Ini menandakan tingkat kesejahteraan di kelompok masyarakat tertentu menurun."

Simak berita tentang Prabowo hanya di Tempo.co

Berita terkait

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

2 menit lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sarankan PKS Tak Gabung ke Kubu Prabowo

1 jam lalu

Pengamat Sarankan PKS Tak Gabung ke Kubu Prabowo

Pengamat sarankan PKS tidak bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

2 jam lalu

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Setelah putusan MK yang menolak keputusan kubu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, akankah mereka kemudian gabung di kabinet Prabowo-Gibran?

Baca Selengkapnya

Momen Prabowo Diajak Foto bersama Lawrence Wong, PM Singapura Selanjutnya

3 jam lalu

Momen Prabowo Diajak Foto bersama Lawrence Wong, PM Singapura Selanjutnya

Peristiwa foto bersama Prabowo dan Lawrence itu terjadi di sela pertemuan tingkat tinggi PM Singapura Lee Hsien Long dan Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi, Prabowo, Lee Hsien Long dan Pengganti PM Singapura Duduk Bersama

4 jam lalu

Kala Jokowi, Prabowo, Lee Hsien Long dan Pengganti PM Singapura Duduk Bersama

Kebersamaan Jokowi, Lee Hsien Long, Prabowo, dan Lawrance dalam satu meja menjadi sinyal keberlanjutan kemitraan dengan Singapura.

Baca Selengkapnya

Isu Kabinet Prabowo Banyak Beredar, PGRI Berpesan Jangan Mudah Ubah Kurikulum Pendidikan

5 jam lalu

Isu Kabinet Prabowo Banyak Beredar, PGRI Berpesan Jangan Mudah Ubah Kurikulum Pendidikan

PGRI mengingatkan bahwa pemerintahan baru di bawah Prabowo jangan dengan mudah mengubah kurikulum pendidikan.

Baca Selengkapnya

Didampingi Prabowo, Jokowi Terima Kunjungan PM Singapura di Istana Bogor

5 jam lalu

Didampingi Prabowo, Jokowi Terima Kunjungan PM Singapura di Istana Bogor

Pertemuan Jokowi dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long merupakan yang terakhir sebelum keduanya memasuki masa purna tugas.

Baca Selengkapnya

Kans Gabung di Kabinet Prabowo-Gibran: Anies Tak Mau Berandai-andai, Ganjar Sebut Lebih Baik di Luar

7 jam lalu

Kans Gabung di Kabinet Prabowo-Gibran: Anies Tak Mau Berandai-andai, Ganjar Sebut Lebih Baik di Luar

Anies tidak mau berandai-andai. Sedangkan Ganjar menyebutnya lebih baik di luar kabinet Prabowo-Gibran. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Peluang PKS Merapat ke Prabowo, Gerindra-Golkar-PAN Respons Begini

7 jam lalu

Peluang PKS Merapat ke Prabowo, Gerindra-Golkar-PAN Respons Begini

Peluang PKS merapat ke kubu Prabowo mendapatkan respons dari Partai Gerindra, Golkar, dan PAN. Apa responsnya?

Baca Selengkapnya

Gerindra Tegaskan Penyusunan Kabinet Prabowo Belum Dimulai

8 jam lalu

Gerindra Tegaskan Penyusunan Kabinet Prabowo Belum Dimulai

Sufmi Dasco Ahmad menegaskan bahwa presiden terpilih Prabowo Subianto belum pernah mengeluarkan susunan kabinet resmi.

Baca Selengkapnya