September 2018, Sejumlah Parameter Makro APBN 2018 Meleset

Rabu, 17 Oktober 2018 17:23 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani mendengarkan paparan tentang APBN KiTA edisi Oktober di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Rabu 17 Oktober 2018. ANTARA FOTO/ Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah parameter ekonomi makro pada September 2018 meleset dari asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2018.

Baca: Sri Mulyani Usul Asumsi Kurs di RAPBN 2019 Rp 15 Ribu Per Dolar

Misalnya saja, pada nilai tukar rupiah yang meleset dari asumsinya, Rp 13.400 per dolar Amerika Serikat. "Nilai tukar sampai dengan year to date realisasi kita telah mencapai di Rp 14.119 per dolar AS," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Rabu, 17 Oktober 2018.

Realisasi kurs hingga September 2018 itu, kata Sri Mulyani, sedikit lebih melemah ketimbang tahun lalu yang tercatat Rp 13.384 per dolar AS. Sementara pada Agustus 2018, ia menyebut realisasi kurs sebesar Rp 13.944 per dolar AS.

Asumsi pertumbuhan ekonomi pun masih belum bisa tercapai. Pertumbuhan ekonomi direncanakan sebesar 5,4 persen pada 2018. Namun, hingga semester I 2018, pertumbuhan ekonomi baru menginjak 5,17 persen.

Parameter lainnya yang meleset adalah pada asumsi harga minyak mentah. Sampai September 2018, harga minyak mentah menyentuh rata-rata US$ 68 per barel. Angka tersebut meleset US$ 20 dari asumsi US$ 48 per barel.

Advertising
Advertising

Asumsi yang melenceng juga terjadi pada lifting minyak. Hingga laporan bulan ini, lifting minyak tercatat hanya mecapai 774 ribu barel per hari. Padahal dalam APBN 2018, lifting minyak diasumsikan mencapai 800 ribu barel per hari.

Begitu pula dengan lifting gas yang masih dibawah asumsi. Lifting gas tercatat hanya 1,15 juta barel setara minyak per hari. padahal parameter tersebut diasumsikan sebesar 1,2 juta barel setara minyak per hari.

Di sisi lain, ada parameter yang berhasil tercapai bahkan lebih baik daripada asumsi makro yang telah ditetapkan.Parameter tersebut adalah tingkat inflasi nasional yang hingga September tercatat 2,9 persen. Artinya, angka itu lebih rendah 0,6 persen dari asumsi makro APBN 2018.

Parameter yang berada di bawah asumsi makro APBN 2018 juga adalah suku bunga SPN 3 bulan yang pada September tercatat 4,8 persen. Adapun angka asumsinya dalam APBN 2018 adalah 5,2 persen.

CAESAR AKBAR I HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

2 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

3 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

4 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

4 hari lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

4 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya