Faisal Basri: Indonesia Justru Kurang Sentuhan Asing
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Martha Warta Silaban
Selasa, 2 Oktober 2018 17:52 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Faisal Basri membantah isu bahwa Indonesia dikuasai oleh asing. Ia justru mengatakan saat ini investasi asing yang masuk ke dalam negeri tidak begitu banyak. "Justru kita kurang sentuhan asing," ujar Faisal di Posko Cemara, Jakarta, Selasa, 2 Oktober 2018.
BACA: Rupiah Loyo, Faisal Basri Usulkan 6 Hal Ini ke Pemerintah dan BI
Secara sederhana, kata Faisal, hal tersebut dibuktikan dengan jumlah investasi asing di Indonesia. Dia berujar investasi asing yang masuk di Indonesia tidak lebih dari 5 persen setiap tahunnya. "Kalau dari zaman baheula asingnya dihitung itu terhadap PDB hanya seperempat-nya."
Bila dibandingkan dengan vietnam yang investasi asingnya mencapai separuh dari PDB-nya, kata Faisal, maka besar kehadiran asing di Indonesia masih lebih kecil. Padahal Vietnam adalah negara berideologi komunis. "Dengan Bolivia yang sosialis kita masih kebih rendah," ujar dia.
BACA: Rupiah Lanjutkan Pelemahan ke Level Rp 14.845 per Dolar AS
Bukti lainnya, kata Faisal, misalnya pada pengelolaan kebun sawit. Ia menyebut kabar yang mengatakan 60 persen lahan sawit Indonesia dikelola Malaysia tidaklah benar. Sebab, beberapa pemain sawit seperti PTPN, Astra, Sinar Mas, hingga Salim Group adalah perusahaan asal Indonesia.
"Kalau semua itu digabung, jumlah yang dikelola Malaysia enggak ada apa-apanya," ujar Faisal. Belum lagi industri telekomunikasi yang didominasi oleh Telkom, industri media televisi, serta perusahaan perbankan yang hampir seluruhnya perusahaan lndonesia. "Jadi enggak ada Indonesia dikuasai asing," kata Faisal lagi.
Kalau pun di industri minyak dan gas banyak pemain asing seperti Exxon, British Petroleum, dan Chevron, Faisal berujar mereka hadir sebagai kontraktor yang pengaruhnya sangat lemah. Bahkan kalau para kontraktor itu membeli alat, kata dia, alat itu bisa menjadi aset negara.
"Jadi itu cuma kontraktor dikasih fee sama pemerintah, bagi hasil. Jadi pemerintahnya dapat 85 persen dia dapat 15 persen," tutur Faisal. Di tambah, saat ini ladang-ladang minyak asing yang telah habis masa kontraknya tak lagi diperpanjang melainkan diberikan ke pemain lokal, Pertamina.
"Apalagi Freeport juga kita ambil alih, maka pengaruhnya lebih kecil lagi," kata Faisal Basri.