Rupiah Loyo, Ini 3 Jurus Bos Baru Garuda Indonesia Tekan Kerugian
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 13 September 2018 11:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara punya tiga cara untuk menekan kerugian perseroan yang di antaranya terimbas oleh pelemahan rupiah. Ia baru saja ditunjuk menggantikan Pahala Mansury dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, Rabu, 12 September 2018.
Baca: Rupiah Jeblok, Konglomerat Theodore P Rachmat: Enggak Usah Pusing
"Kami berniat mengurangi loss. Targetnya di bawah US$ 100 juta minimum," ujar Ari di Garuda City Center, Tangerang, Rabu, 12 September 2018. Pada laporan keuangan semester I 2018, Garuda Indonesia tercatat merugi sebesar US$ 114 juta atau sekitar Rp 1,65 triliun. Nilai tukar rupiah yang terus melemah dan kenaikan harga avtur menjadi salah satu penyebab besar dari kerugian ini.
Ari menyebut setidaknya ada tiga langkah yang akan dilakukannya untuk mengurangi kerugian perusahaan maskapai pelat merah itu.
1. Transformasi sumber daya manusia
Guna memperbaiki layanan perusahaan, Ari mengatakan akan melakukan transformasi SDM, dimulai dengan membuat para pegawainya bahagia. "Sehingga nanti membuat pelayanan meningkat kepada pelanggan," ujar dia.
Untuk mencapai rencananya, Ari berujar telah berbicara dengan Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan Serikat Karyawan Garuda (Sekarga). Dua asosiasi tersebut beberapa waktu terakhir memang kerap melancarkan kritiknya kepada direksi Garuda era Pahala Mansury.
"Ini merupakan titik krusial, pegawai sekarang harus dibuat semangat lagi, kita harus bangun dari bagaimana membuat mereka happy lagi," ujar Ari. Hal yang menjadi sorotan dua asosiasi itu, salah satunya adalah soal kepastian bekerja dan berkarir di maskapai pelat merah itu.
<!--more-->
Ari memastikan direksi anyar Garuda akan membuat perubahan-perubahan yang dapat membuat pegawai Garuda bahagia tanpa harus menaikkan remunerasi. "Kami akan membuat perubahan sehingga pegawai merasa di-wongke," ujar Ari yang juga bekas Direktur Utama Pelindo III itu.
2. Meningkatkan pemasukan perusahaan
Guna meningkatkan pendapatan perseroan, Ari melihat ada rute baru yang bisa digarap Garuda. "Kita harus melihat ceruk-ceruk baru di Jepang, Cina, lalu khusus umrah, di carter, dan rute domestik yang sebelumnya dimiliki pesaing," kata
Ari mengatakan saat ini penerbangan domestik menjadi rute yang paling menguntungkan. Walau, slot penerbangan kini masih menjadi batasan untuk pengembangannya. "Saya berharap kepada regulator supaya bisa mendapatkan minimum satu atau dua slot di halim (Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta) karena kita akan bisa bersaing," kata dia.
3. Redefinisi struktur biaya
Selain menambah pemasukan perseroan, langkah lainnya yang bakal dilakukan guna menekan kerugian perseroan adalah dengan mendefinisikan kembali struktur biaya perseroan. Ari mengatakan pelanggan Garuda sejatinya tersegmentasi, namun produk perseroan hanya satu.
Baca: Rupiah Bergejolak, Risiko Kredit Sektor Produktif Meningkat
"Maksudnya bagaimana kita me-redefine pelanggan garuda itu diberikan cost structure yang berbeda. Contohnya, ATR dengan cost structure Garuda, level atau standar Garuda saat ini itu harus diubah," Ari. Sehingga meskipun kurs rupiah gonjang-ganjing, menurut dia, struktur biaya nantinya dibuat untuk pelanggan dengan segmentasi yang tepat.