TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah di pasar spot pagi ini sempat menguat 48 poin atau 0,32 persen ke level Rp 14.785 per dolar AS dari saat penutupan kemarin sore Rp 14.856 per dolar AS. Pada saat pasar spot dibuka hari ini, rupiah berada di level Rp 14.810 per dolar AS.
Baca: Konglomerat TP Rachmat: Tak Masalah Rupiah Tembus Rp 16 Ribu, Asalkan...
Analis CSA Research Institute Reza Priyambadha memperkirakan kurs rupiah akan bergerak di kisaran 14.840-14.827 per dolar AS. Hal ini didorong oleh sejumlah sentimen positif terhadap ekonomi Indonesia melalui serangkaian upaya pemerintah. "Membuat laju rupiah tetap pada kenaikannya," katanya, Kamis, 13 September 2018.
Meski begitu, kata Reza, tak tertutup kemungkinan pelemahan rupiah dapat kembali berlanjut. Oleh karena itu ia berpesan kepada investor untuk tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat rupiah kembali melemah.
Sebelumnya, konglomerat Theodore Permadi Rachmat alias TP Rachmat mengatakan kestabilan nilai tukar rupiah adalah hal yang penting bagi pengusaha. Ia menyebut tak masalah jika kurs menembus Rp 16 ribu, asalkan nilai tukar tetap stabil.
"Yang penting bukan nyaman tapi stabil. Mau Rp 15 ribu, Rp 16 ribu, Rp 14 ribu juga enggak masalah, asal jangan gonjang ganjing," ujar pendiri Triputra Group itu di Balai Kartini, Jakarta, Rabu, 12 September 2018.
Theodore, salah satu orang terkaya Indonesia versi Forbes, mengatakan gonjang ganjing nilai tukar cenderung memberikan ketidakpastian bagi dunia usaha. Sementara, kata Teddy, sapaan Theodore, pengusaha lebih mengutamakan kepastian.
Baca juga: Rupiah Jeblok Konglomerat Theodore P Rachmat Enggak Usah Pusing
"Pengusaha ingin kepastian. Sampai Rp 16 ribu pun enggak masalah," kata pria yang disebut memiliki kekayaan US$ 1,7 miliar itu dalam mengomentari gonjang-ganjing rupiah belakangan ini.
BISNIS