Rupiah Loyo, Faisal Basri Usulkan 6 Hal Ini ke Pemerintah dan BI

Rabu, 5 September 2018 11:14 WIB

Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri (kiri) saat diskusi rekomendasi penghapusan BBM jenis Premium atau Ron 88, di Jakarta, 27 Desember 2014. ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri ikut berpendapat mengenai nilai tukar rupiah yang kian terdepresiasi. Ia mengatakan masih banyak yang bisa dilakukan untuk meredam pelemahan rupiah.

Baca: Rupiah Jeblok, Menteri Jonan Pastikan Harga BBM Tak Naik

"Strategi menyerang patut diterapkan secepatnya. Upaya kolektif oleh segenap elemen bangsa pun sangat ditunggu. Sebab, pelemahan rupiah saat ini berbeda dengan kondisi tahun 2013 dan 2015," kata Faisal seperti dikutip dalam laman resmi miliknya, faisalbasri.com, Rabu, 5 September 2018.

Nilai tukar rupiah tercatat terus melemah selama sepekan terakhir. Merujuk kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR nilai tukar rupiah terhadap US$ melorot ke level Rp 14.927 per dolar pada Rabu, 5 September 2018.

Sementara itu, di pasar valas rupiah telah mencapai level Rp 14.949 per dolar Amerika Serikat pada pukul 10.25 WIB. Melansir data RTI, dalam sepekan terakhir rupiah telah tergerus sebanyak 2,01 persen.

Advertising
Advertising

Menurut Faisal, saat ini tekanan domestik amat berat dan terus terakumulasi akibat penyesuaian struktural sengaja dihambat oleh pemerintah. Biaya penundaan sangat mahal karena menghadapi lingkungan global yang kian tidak bersahabat.

Menghadapi hal itu, kata Faisal, belum terlambat bagi pemerintah untuk segera melakukan koreksi. Adapun ia mengusulkan enam strategi untuk meredam pelemahan rupiah.

Pertama, suku bunga acuan (BI 7-day repo rate) perlu segera dinaikkan. Karena suku bunga saat ini belum memadai untuk meredam gejolak ekonomi global. Selain itu, kenaikan suku bunga juga menjaga supaya cadangan devisa tidak terlalu banyak terkikis.

Kedua, melakukan “himbauan moral” supaya para pejabat publik mau menukarkan dolar yang mereka miliki. "Sangat tidak elok jika peternakan dolar AS milik para pengelola negara sampai mencapai ratusan ribu, bahkan ada yang mencapai jutaan dolar," ujar Faisal yang juga ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance ini.

Ketiga, pemerintah perlu berhemat belanja dengan valuta asing. Caranya dengan tidak melakukan studi banding ke luar negeri, menekan jumlah delegasi ke luar negeri, menyeleksi ketat perjalanan luar negeri baik oleh pejabat negara dan jajaran BUMN. Selain itu juga melarang BUMN menggelar tarvel fair dan melarang BUMN melakukan pembayaran dalam dolar.

Keempat, menargetkan seluruh perwakilan di luar negeri untuk memperluas serta membuka pasar baru di masing-masing negara tempat bertugas.

Kelima, menjadwal ulang proyek-proyek strategis terutama yang boros devisa, termasuk belanja pertahanan. Jika kondisi sudah normal kembali, belanja yang tertunda bisa diperhitungkan.

Baca: Rupiah Terpuruk, BI Intervensi Pasar Rp 7,2 Triliun

Keenam, pembersihan dapur rumah sendiri dengan menertibkan, jika perlu memecat para menteri yang membuat pasar domestik sering kebobolan. "Patut diduga, praktek-praktek pemburuan berada di balik arus impor yang semakin deras," kata Faisal.

Simak berita menarik lainnya terkait rupiah hanya di Tempo.co.

Berita terkait

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

9 menit lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

1 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

4 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

4 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya