Persaingan Marketplace di Indonesia Paling Ketat di Asia Tenggara

Rabu, 22 Agustus 2018 20:49 WIB

(kiri ke kanan) Pengamat e-commerce Kun Arief Cahyantoro, Director of Shopee Indonesia Christin Djuarto, pemilik Multi Elektronik Shop, dan Managing Director Jet Commerce Webber Chen dalam diskusi media Shopee Indonesia di JSC Hive Co-Working Space, Setia Budi, Jakarta Selatan, Jumat, 9 Maret 2018. TEMPO/Lani Diana

TEMPO.CO, Jakarta - iPrice Regional Partnership Manager Jayden Purna mengatakan, persaingan marketplace di Indonesia sangat ketat, dan pasar dagang elektronik tidak hanya dikuasai oleh satu pemain dominan.

Baca: Mendag Akan Kumpulkan Marketplace untuk Pasarkan Produk UMKM

"Di Indonesia persaingannya ketat, bahkan paling ketat di Asia Tenggara, karena kita punya pemain lokal yang sangat kuat, seperti Tokopedia dan Bukalapak," katanya seperti dilansir Bisnis.com, Rabu 22 Agustus 2018,

Berdasarkan analisis iPrice dari SimilarWeb selama kuartal II/2018, kunjungan Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Shopee masing-masing 111,48 juta per bulan, 85,13 juta per bulan, 49,99 per bulan, dan 30,84 juta per bulan.

Hal tersebut, berbeda dengan negeri jiran, seperti Malaysia, Vietnam, Laos, dan Filipina, yang peringkat pertama marketplace-nya justru dikuasai pemain asing.

Advertising
Advertising

Jika diurutkan berdasarkan peringkat kunjungan aplikasi terbanyak, marketplace lokal masih masih tetap menduduki posisi teratas, yakni berdasarkan urutan Shopee, Tokopedia, Bukalapak dan Lazada. Hanya saja, Jeyden mengatakan, data terkait dengan total kunjungan tidak dapat menunjukkan besarnya total transaksi yang dihasilkan marketplace.

Meski demikian, iPrice menilai setiap marketplace memiliki cara pemasaran yang berbeda-beda dalam menarik pengunjung untuk bertransaksi. Contohnya, Lazada. Jeyden menjelaskan, sejak mendapat suntikan dana senilai Rp27,5 triliun oleh Alibaba, Lazada lebih fokuskan pada optimalisasi pengunjung aplikasi.

"Lazada lebih sering memberikan promosi, tetapi terbatas untuk pengguna aplikasi," ucapnya.

<!--more-->

Marketplace lain, Tokopedia, mengadakan acara yang cukup spektakuler selama kuartal II/2018. Bahkan, acara tersebut ditayangkan di 3 stasiun tv berbeda, yang mana hal tersebut merupakan gebrakan paling fenomenal bagi marketplace.

Sementara itu, lanjut Jeyden, Bukalapak meningkatkan minat pengunjung bebelanja dengan promosi cash back Rp200.000 dari belanja Rp500.000. Dia mengatakan, metode tersebut sangat ampuh diterapkan di Indonesia, karena 33% (riset snapcart) orang indonesia suka dengan promo cash back.

Adapun, Shopee meningkatkan transaksi penjualan dengan cara meningkatkan awareness masayarakat, yakni dengan iklan tv dan billboard. Selain itu, sama seperti Lazada, Shopee juga mengutamakan promosi kepada pengguna aplikasinya.

Menaggapi survei iPrice, Dekan Sekolah Bisnis dan Ekonomi Universitas Paramadina Mulya Agus W. Soehadi mengatakan, marketplace harus memiliki strategi pemasaran kombinasi. Menurutnya, persaingan marketplace dengan sarana internet mengharuskan pemilik toko untuk membuat calon pembeli langsung menemukan barang yang diinginkan.

"Dengan satu klik orang bisa pindah, oleh karena itu strategi masketplace bukan cuma memberi potongan harga, tetapi juga harus disatukan dengan program lain yang menarik, sehingga orang mau datang, dan harus unik, tak boleh sama," katanya.

Sebenarnya, Agus menjelaskan, marketplace sama halnya seperti toko ritel biasanya, yang mana tujuan dari toko adalah mengundang pengunjung sebanyak-banyaknya. Dari kunjungan tersebut pemilik toko tentunya akan berharap ada beberapa pengunjung yang membeli barang dagangannya.

<!--more-->

Menanggapi hal tersebut, Country Brand Manager Shopee Rezki Yanuar mengatakan, Shopee lebih banyak memberikan penekanan promosi pada pengguna aplikasi.

Hal tersebut ditujukan untuk dapat lebih dekat berinteraksi langsung dengan pengguna. Diharapkan dengan diunduhnya aplikasi, informasi terkait promo yang diberikan shopee lebih cepat tersampaikan.

"Hal ini tentunya sejalan dengan komitmen kami untuk memberikan pengalaman belanja online yang mudah, nyaman dan menyenangkan bagi pengguna," katanya.

Rezki melanjutkan, dengan peningkatan kunjungan diaplikasi, Shopee berhasil mencatat 1,5 juta transaksi pada periode 28 Mei--4 Juni 2018.

"Tentunya kunjungan berbanding lurus, semakin tingginya peningkatan kunjungan semakin tinggi pula jumlah order yang kami peroleh," ucapnya.

Sementara itu, Senior Communications Lead Tokopedia Siti Fauziah menjelaskan marketplace Tokopedia sangat memanfaatkan momentum Ramadhan 2018.

"Festival belanja online terbesar dalam sejarah perusahaan, tepatnya selama bulan Mei 2018, bertajuk Ramadan Ekstra. Ramadan Ekstra menghadirkan ratusan produk eksklusif, flash sale dan potongan harga yang sangat menarik," jelasnya. Hanya pada periode Ramadhan tahun ini saja, katanya, Tokopedia dikunjungi sebanyak 73 juta kali.

BISNIS.COM

Berita terkait

PLN Tebar Promo Ramadan, Tambah Daya Listrik Hanya Bayar Rp 202.403

47 hari lalu

PLN Tebar Promo Ramadan, Tambah Daya Listrik Hanya Bayar Rp 202.403

PLN kembali menebar promo diskon biaya tambah daya listrik. Biaya tamba daya listrik hingga 5.500 VA hanya Rp 202.403, dari harga normal Rp 4.893.450

Baca Selengkapnya

IIMS 2024: TokoKakiKaki Jadi Marketplace Belanja Khusus Otomotif

22 Februari 2024

IIMS 2024: TokoKakiKaki Jadi Marketplace Belanja Khusus Otomotif

Marketplace TokoKakiKaki menawarkan beragam komponen otomotif yang dapat dibeli secara online.

Baca Selengkapnya

Profil Adrian Gunadi, Dirut Investree yang Mengundurkan Diri

1 Februari 2024

Profil Adrian Gunadi, Dirut Investree yang Mengundurkan Diri

Adrian A. Gunadi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Investree Radhika Jaya alias Investree. Ini profil dia.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa Itu Retur dalam Bisnis Online dan Cara Melakukannya

17 Januari 2024

Mengenal Apa Itu Retur dalam Bisnis Online dan Cara Melakukannya

Retur adalah prosedur pengembalian barang dari konsumen ke penjual. Berikut ini cara melakukan proses retur yang benar saat belanja online.

Baca Selengkapnya

TikTok Kuasai 75 Persen Saham Tokopedia, Pengusaha Pribumi: Ini Ancaman Keamanan Nasional

12 Desember 2023

TikTok Kuasai 75 Persen Saham Tokopedia, Pengusaha Pribumi: Ini Ancaman Keamanan Nasional

Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) merespons soal pengendalian TikTok terhadap Tokopedia setelah akuisisi saham sebanyak 75,01 persen.

Baca Selengkapnya

Mengenal Belanja Impulsif, Suka Belanja Cenderung Tak Dibutuhkan

27 November 2023

Mengenal Belanja Impulsif, Suka Belanja Cenderung Tak Dibutuhkan

Apalagi perkembangan berbagai marketplace dan sarana pembayaran online membuat seseorang belanja impulsif alias suka belanja cenderung tak dibutuhkan.

Baca Selengkapnya

Rumah.com Dipastikan Tutup Akhir Bulan Ini, 61 Orang Kena PHK

17 November 2023

Rumah.com Dipastikan Tutup Akhir Bulan Ini, 61 Orang Kena PHK

Platform marketplace properti di Indonesia, Rumah.com, akan berhenti beroperasi mulai 30 November 2023 mendatang. Sebanyak 61 karyawannya terkena PHK.

Baca Selengkapnya

Lazada PayLater: Cara Daftar, Aktivasi, dan Pembayarannya

16 Oktober 2023

Lazada PayLater: Cara Daftar, Aktivasi, dan Pembayarannya

Lazada menyediakan beragam pilihan pembayaran, termasuk Lazada PayLater. Berikut cara daftar Lazada PayLater dan pembayarannya.

Baca Selengkapnya

Segera Tetapkan Positive List Barang Impor, Zulhas Bakal Rapat dengan Kementerian Terkait

3 Oktober 2023

Segera Tetapkan Positive List Barang Impor, Zulhas Bakal Rapat dengan Kementerian Terkait

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas bakal rapat dengan sejumlah Kementerian terkait untuk menetapkan positive list barang impor.

Baca Selengkapnya

TikTok Shop vs UMKM, Akankah Aturan Jokowi Dapat Melindungi Pedagang Lokal?

25 September 2023

TikTok Shop vs UMKM, Akankah Aturan Jokowi Dapat Melindungi Pedagang Lokal?

Jokowi sepakat bahwa Pemerintah Indonesia perlu mengatur social commerce lantaran dapat berdampak signifikan kepada UMKM.

Baca Selengkapnya