Krisis Mata Uang Turki, Ini Kata Kadin

Selasa, 14 Agustus 2018 17:51 WIB

Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) bersalaman dengan Ketua Kadin Rosan Perkasa Roeslani (kiri) disaksikan Kepala BKPM Thomas Lembong (kedua kiri), sementara Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma (kanan) bersalaman dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (ketiga kanan) disaksikan Menko Perekonomian Darmin Nasution (kedua kanan) usai membuka Business Summit dalam rangkaian KTT IORA ke-20 tahun 2017 di JCC, Jakarta, 6 Maret 2017. ANTARA/IORA SUMMIT 2017/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Jakarta - Krisis keuangan Turki sedikit banyak mempengaruhi perekonomian global termasuk Indonesia. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Rosan P Roeslani mengatakan salah satu cara untuk memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia yaitu dengan meningkatkan ekspor.

BACA: Sri Mulyani Jelaskan Perbedaan Perekonomian Turki dengan Indonesia

"Ekspor harus ditingkatkan tapi ini bukan hal yang mudah. Tapi kalau swingnya cukup tinggi, sulit bagi pelaku usaha memprediksi neraca keuangan ke depannya," ujar dia di Menara Kadin, Jakarta, Selasa, 14 Agustus 2018.

Menurut Rosan, BI sudah melakukan langkah-langkah yang baik, namun perkiraan The Fed masih akan menaikkan suku bunga dua kali lagi dalam tahun ini. "Cost of fund kita akan naik juga," ucapnya.

Pelemahan yang menimpa mata uang Turki juga berdampak kepada Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG. Hari ini IHSG Bursa Efek Indonesia dibuka kembali melanjutkan pelemahan sebesar 10,52 poin.

BACA: Kurs Rupiah Jeblok ke Level Rp 14.600 per Dolar AS

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Selasa, mengatakan investor masih bereaksi negatif terhadap gejolak ekonomi Turki sehingga meredam selera investasi untuk pasar negara berkembang.

"Sebagian investor masih khawatir situasi di Turki dapat berdampak pada emerging market di dunia, termasuk Indonesia," katanya. Kendati demikian, menurut dia, komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional akan meredam kekhawatiran investor dan kembali masuk ke pasar saham domestik. Apalagi harga saham saat ini relatif rendah sehingga ada potensi untuk diakumulasi.

Senada, Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan faktor global dan domestic memiliki andil dalam anjloknya IHSG hari ini. Faktor global yang mempengaruhi salah satunya ialah karena krisis keuangan Turki dengan turunnya Lira hingga 40 persen year to date (ytd).

“Krisis Turki diprediksi akan menyebabkan spillover effect ke Eropa dan negara berkembang lainnya,” kata dia. Bhima menjelaskan kondisi pasar modal ikut diperparah sanksi dari Amerika Serikat berupa kenaikan bea masuk aluminium asal Turki. “Dampaknya aset emerging market agak dihindari. Investor global memborong dolar dan Treasury bond sebagai pelarian atau flight to quality ke aset yang lebih aman,” ujarnya.

ANTARA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Erick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23

2 jam lalu

Erick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23

Sejumlah pengusaha, yang diinisiasi oleh Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), mengumpulkan dana Rp23 milar untuk Timnas U-23.

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

3 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

4 hari lalu

37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

Pengusaha muda kelahiran 24 April 1987, Rudy Salim pernah menolak denda untuk 9 mobil mewah dari Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

4 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

11 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Rupiah Terus Melemah, Kadin Khawatir Dunia Usaha Terdampak

11 hari lalu

Rupiah Terus Melemah, Kadin Khawatir Dunia Usaha Terdampak

Nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar menyebabkan para pengusaha khawatir.

Baca Selengkapnya

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

12 hari lalu

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?

Baca Selengkapnya

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

13 hari lalu

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.

Baca Selengkapnya

Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

14 hari lalu

Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

Turki memiliki kereta wisata baru yang akan membawa wisatawan menjelajahi situs bersejarah di negara tersebut

Baca Selengkapnya

Bos Kadin Ingatkan Pemerintah untuk Patuhi Disiplin Fiskal: Kalau Tidak, Bahaya..

17 hari lalu

Bos Kadin Ingatkan Pemerintah untuk Patuhi Disiplin Fiskal: Kalau Tidak, Bahaya..

Ketua Kadin Arsjad Rasjid menyatakan penyusunan RAPBN harus dilakukan secara bijaksana. Selain itu, pemerintah juga wajib mematuhi disiplin fiskal.

Baca Selengkapnya