Sri Mulyani: Stabilitas Sistem Keuangan Triwulan II Tetap Terjaga

Selasa, 31 Juli 2018 19:46 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) dan Gubernur BI Perry Warjiyo (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, 31 Mei 2018. Rapat kerja tersebut membahas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal dalam RAPBN 2019. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyimpulkan stabilitas sistem keuangan pada triwulan II 2018 tetap terjaga. Meski, tekanan global kini tengah mengalami peningkatan. Ketua KSSK sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kesimpulan itu diambil dalam rapat berkala KSSK, kamis pekan lalu.

Baca: Sri Mulyani Minta Pertamina Segera Ambil Langkah Jaga Kesehatan

"Berdasarkan hasil pemantauan lembaga anggota KSSK terhadap perkembangan perekonomian, moneter, fiskal, pasar keuangan, lembaga jasa keuangan, dan penjaminan simpanan selama Triwulan II tahun 2018 serta mempertimbangkan perkembangan hingga tanggal 20 Juli 2018," ujar Sri Mulyani di Gedung Kementerian Keuangan, Selasa, 31 Juli 2018. KSSK terdiri atas Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan.

KSSK memandang kondisi fundamental dan stabilitas perekonomian dan sistem keuangan masih terjaga. Hal tersebut tercermin dari tingkat inflasi yang terjaga dalam beberapa waktu terakhir. Bank Indonesia sebelumnya menyebut tingkat inflasi pada pekan keempat Juli 2018 ada di level 0,25 persen.

Selain itu, Sri Mulyani berujar cadangan devisa Indonesia juga masih memadai. Belum lagi, tingkat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tetap terkendali, juga adanya surplus keseimbangan primer.

KSSK melihat kinerja perbankan pada kuartal II 2018 juga tengah membaik, terlihat dari peningkatan pertumbuhan kredit dengan tingkat risiko kredit yang terkendali. "Permodalan dan likuiditas perbankan juga kuat."

Namun, kata Sri mulyani, KSSK mencermati adanya tekanan pada nilai tukar dan surat berharga negara. Tekanan itu terutama berasal dari ekspektasi lanjutan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed. Sentimen perang dagang antara negeri Abang Sam dan mitra dagang utamanya juga turut memengaruhi tekanan itu.

Sri Mulyani berujar dalam rapat yang dihadiri para pemimpin lembaga anggota KSSK, juga membicarakan soal potensi risiko yang perlu dicermati. Potensi itu datang dari sisi eksternal maupun internal.

Simak: Cerita Sri Mulyani Tentang Muda-Mudi Baper Pajak

Di sisi eksternal, risiko bersumber dari spillover kenaikan lanjutan suku bunga The Fed dan danmpak perang dagang. Sementara dari sisi domestik pemerintah mesti menjaga keseimbangan antara defisit transaksi berjalan dan pertumbuhan ekonomi.

"Selain itu, kami mengantisipasi kondisi politik," ujar Sri Mulyani.

Berita terkait

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

1 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

4 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

14 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya