TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan mengumpulkan pajak adalah tugas sulit dari Kementerian Keuangan. Khususnya, ketika menagih pajak dari muda-mudi.
"Ini kenapa sih bu Sri Mulyani rese banget, leave me alone bu. Gitu kan? Anda maunya begitu," kata Sri Mulyani kepada peserta diskusi 'Kemana Uang Kita?' yang diselenggarakan oleh We The Youth di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Sabtu, 12 Mei 2018.
Baca: Sri Mulyani Yakin Bom Surabaya Tak Guncang Ekonomi Indonesia
Selama menjadi Menteri Keuangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maupun Presiden Jokowi, Sri Mulyani mengatakan kerap menemui muda-mudi yang terlalu baper (bawa perasaan) dengan pajak.
"Kadang anak-anak baper ya. Saya sudah bayar pajak bu katanya. Terus saya tanya, emang income kamu berapa? Rp 3 juta bu. Loh itu pendapatan tidak kena pajak, terus kok merasa bayar, wong gak bayar tapi marahnya kayak udah bayar pajak," kata Sri Mulyani.
Kasus baper lain yang ditemukan Sri Mulyani adalah pada pengusaha baru. "Saya baru mulai usaha bu, belum untung udah dipajakin. Loh gimana, pajak itu dari keuntungan kok merasa bayar," katanya.
Sri Mulyani menuturkan, kasus-kasus baper itu disebabkan oleh salah persepsi tentang pajak. Persepsi yang salah itu, ujar Sri, menimbulkan justifikasi.
Kepada peserta acara, Sri Mulyani mengatakan, pajak itu wajib untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan. Sri Mulyani menjelaskan pajak merupakan sumber utama untuk membiayai pertahanan dan keamanan, pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan belanja negara lainnya.