Kemenperin Sebut Sektor Manufaktur Indonesia Surplus pada Mei 2018

Jumat, 13 Juli 2018 19:59 WIB

Pengrajin menyelesaikan pemahatan patung kayu di Ubud, Bali, Selasa (22/11). Sertifikasi hasil kerajinan kayu di Bali dinilai membantu industri yang didominasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ini untuk menembus pasar ekspor. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc/16.

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian mencatat sektor manufaktur Indonesia mengalami surplus pada Mei 2018. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara mengatakan industri yang mengalami surplus yaitu industri kayu, barang dari kayu dan gabus sebesar US$ 387,32 juta, industri kertas dan barang dari kertas US$ 310,71 juta, serta industri furnitur US$ 101,90 juta. Ditambah sektor industri pakaian jadi, juga menunjukkan surplus perdagangan senilai US$ 696,29 juta.

Ngakan mengatakan pemerintah telah memiliki langkah-langkah strategis guna meningkatkan daya saing dan nilai ekspor bagi industri manufaktur nasional. Misalnya,kata dia, pengoptimalan fasilitas fiskal dan menjamin ketersediaan bahan baku.

“Upaya ini sejalan dengan roadmap Making Indonesia 4.0 dalam mengimplementasikan revolusi industri keempat di Tanah Air,” kata Ngakan dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat, 13 Juli 2018.

BACA: Rupiah Melemah, Industri Manufaktur Terancam Kalah Daya Saing

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengakui depresiasi nilai Rupiah membawa dampak terhadap sektor perindustrian. Airlangga menjelaskan ada industri yang diuntungkan dan ada pula yang dilemahkan dengan kondisi tersebut.

Advertising
Advertising

“Untuk industri yang berbasis bahan baku domestik, seperti CPO (Crude Palm Oil), itu diuntungkan," ujarnya. Sedangkan, industri yang komponen impornya masih tinggi maupun dunia usaha yang memiliki utang di luar negeri memang mengalami tekanan lebih berat.

Ia menegaskan konsisten untuk mendorong pertumbuhan populasi industri hilir pengolahan minyak sawit di dalam negeri. Hal ini karena produksi CPO nasional diperkirakan mencapai 42 juta ton pada tahun 2020. “Hilirisasi industri akan meningkatkan nilai tambah dan kemampuan dalam menghasilkan produk yang beragam dan inovatif,” tuturnya.

BACA: Jaga Industri Manufaktur, Darmin Akan Berhati-hati Batasi Impor

Salah satu sektor hilir minyak sawit yang tengah dipacu pengembangannya adalah subsektor industri oleokimia. “Pasar produk oleokimia, baik di domestik maupun ekspor, masih terbuka luas karena merupakan kebutuhan bahan baku bagi sejumlah industri,” ujarnya.

Di samping itu, industri oleokimia dinilai sebagai sektor yang strategis karena selain memiliki keunggulan komparatif melalui ketersediaan bahan baku yang melimpah, juga memberikan nilai tambah produksi yang cukup tinggi yakni di atas 40 persen dari nilai bahan bakunya.

Bahkan, Indonesia bisa berpeluang menjadi pusat industri sawit global untuk keperluan pangan, non-pangan, dan bahan bakar terbarukan. Ia menjelaskan Indonesia berkontribusi sebesar 48 persen dari produksi CPO dunia dan menguasai 52 persen pasar ekspor minyak sawit.

Baca berita tentang manufaktur lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

18 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

2 hari lalu

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

Pendapatan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) turun karena penjualan manufaktur suku cadang lesu.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

8 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

11 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

11 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Menperin Sebut Produk Apple Bisa Lebih Murah Kalau Proses Manufaktur di Indonesia

16 hari lalu

Menperin Sebut Produk Apple Bisa Lebih Murah Kalau Proses Manufaktur di Indonesia

Pemerintah menginginkan perusahan-perusahaan teknologi dunia seperti Apple menjadikan Indonesia sebagai bagian supply chain.

Baca Selengkapnya

Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G, Meluncur Pertengahan Maret 2024

54 hari lalu

Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G, Meluncur Pertengahan Maret 2024

Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G mulai dipromosikan. Gawai ini termasuk kelas menengah, namun fiturnya lengkap dan mumpuni.

Baca Selengkapnya

Setelah 4 Tahun Tak Digelar Gaikindo, Ini Hal Menarik di GIICOMVEC 2024

55 hari lalu

Setelah 4 Tahun Tak Digelar Gaikindo, Ini Hal Menarik di GIICOMVEC 2024

Setelah empat tahun vakum, Gaikindo kembali adakan Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2024. Apa yang menarik?

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 15.724 Kemarin, Hari Ini Fluktuatif

59 hari lalu

Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 15.724 Kemarin, Hari Ini Fluktuatif

Mata uang rupiah diprediksi fluktuatif pada Selasa, 5 Maret 2024. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Indonesia Surplus Perdagangan Selama 45 Bulan Berturut-turut, Tapi Tergerus Impor Migas

26 Februari 2024

Indonesia Surplus Perdagangan Selama 45 Bulan Berturut-turut, Tapi Tergerus Impor Migas

Kementerian Perdagangan mengungkap, Indonesia berhasil mencapai surplus perdagangan mencapai US$ 2 miliar di Januari 2024, 45 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya