PGN Cari Pinjaman Rp 11,06 Triliun demi Akuisisi Pertagas

Selasa, 3 Juli 2018 14:04 WIB

Resmi Bersatu dengan Pertagas, Kinerja PGN Bakal Meroket

TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN harus mencari dana segar sekitar Rp 11,06 triliun untuk mengakuisisi 51 persen saham di PT Pertamina Gas berikut anak perusahaannya, PT Pertagas Niaga. Sebab, dari Rp 16,6 triliun total nilai akuisisi, PGN hanya bisa menggelontorkan kas internal sekitar Rp 5,54 triliun.

"Untuk funding-nya, dua pertiga dari eksternal, sepertiga dari internal. Untuk pembiayaan eksternal, kami akan ambil efek yang paling minimal," kata Direktur Keuangan PGN Said Reza Pahlevy dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 3 Juli 2018.

Simak: Sri Mulyani Teken Beleid Holding Migas, Valuasi PGN Sekitar Rp 38 T

Menurut Reza, nilai pembiayaan Rp 11,06 triliun ini akan berasal dari sejumlah perbankan, termasuk di antaranya bank plat merah. Meski begitu, ia belum bersedia menyebutkan daftar bank yang bersedia memberikan pinjaman kepada PGN untuk menyelesaikan proses akuisisi ini. "Kami punya waktu 90 hari untuk menyelesaikannya," ujarnya.

Sebelumnya, perusahaan dengan kode emiten PGAS ini secara resmi telah mengakuisisi Pertamina Gas setelah menandatangani conditional sales purchase agreement (CSPA) pada Jumat, 29 Juni 2018. "Untuk sementara, skema integrasi adalah akuisisi," ujar Deputi Bidang Jasa Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Fajar Harry Sampurno saat itu.

Advertising
Advertising

Baca: Harga Saham PGN Diprediksi Terimbas Perombakan Direksi Pertamina

Nilai transaksi Rp 16,6 triliun ini merupakan harga pembelian untuk 2.591.099 lembar saham yang dimiliki PT Pertamina dalam Pertagas. Meski begitu, hanya Pertagas Niaga yang akan beralih kepemilikan PGN. Anak perusahaan Pertagas lain, seperti PT Perta Arun Gas, PT Perta Daya Gas, PT Perta Samtan Gas, dan PT Perta Kalimantan Gas, tetap dalam pengelolaan Pertamina.

Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim mengatakan proses akuisisi ini merupakan bagian dari holding BUMN migas yang terus berjalan. Setelah mengakuisisi 51 persen saham, kini PGN bisa mengendalikan sepenuhnya bisnis Pertagas, terutama di Pertagas Niaga. "Kalau yang 49 persen belum kami pikirkan, sekarang fokus untuk membiayai sejumlah proyek infrastruktur ke depan dulu," ucap Jobi.

Berita terkait

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

6 hari lalu

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

7 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

8 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

8 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

8 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

9 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

10 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

10 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

11 hari lalu

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

Seorang menjadi korban KDRT karena tidak memberikan data KTP untuk pinjaman online.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

14 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya