Sri Mulyani Ajukan Pagu Anggaran 2019 Kemenkeu Rp 46 Triliun

Senin, 2 Juli 2018 19:00 WIB

Menteri Keuangan, Sri Mulyani, di acara Viva La Donna. Instagram.com

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengajukan pagu indikatif Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar Rp 46,25 triliun. Apabila di luar Badan Layanan Umum, anggarannya adalah Rp 32,529 triliun.

"Untuk belanja pegawai Rp 21,34 triliun, belanja barang Rp 9,46 triliun dan belanja modal Rp 1,72 triliun. Jadi totalnya Rp 32,529 triliun, ini Non BLU, yang Kemenkeu saja," ujar Sri Mulyani saat rapat bersama Komisi Keuangan DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 2 Juli 2018.

Bila BLU disertakan dalam ajuan pagu anggaran itu maka nominal yang diajukan adalah Rp 21,341 triliun untuk belanja pegawai, belanja barang Rp 23,182 triliun, dan belanja modal Rp 1,72 triliun. "Karena yang meningkat adalah dari faktor BLU kelapa sawit," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Apa yang Dilakukan Sri Mulyani ketika Merasa Penat Bekerja?

Sri Mulyani mengatakan sumber dana pagu indikatif APBN 2019 Kementerian Keuangan berasal dari rupiah murni sebanyak Rp 32,49 triliun, BLU sebesar Rp 13,72 triliun dan pinjaman atau hibah luar negeri Rp 29,9 miliar. "Akan dibagi menurut sebelas eselon satu yang ada di Kementerian Keuangan," kata dia.

Adapun rincian berdasarkan direktoratnya adalah Sekretariat Jenderal Rp 20,9 triliun, Direktorat Jenderal Perbendaharaan Rp 12,6 triliun, serta Inspektorat Jenderal Rp 110 miliar. Selanjutnya, Direktorat Jenderal Anggaran Rp 130 miliar, Direktorat Jenderal Pajak Rp 7,2 triliun, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Rp 3,2 triliun, dan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Rp 122 miliar.

Simak pula: Sri Mulyani Minta Instansi Cek Ulang Anggaran Sebelum Mengeluh

Advertising
Advertising

Berikutnya, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Rp 128 miliar. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara tercatat Rp 784 miliar, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Rp 739 miliar, dan Badan Kebijakan Fiskal Rp 143 miliar.

Sri Mulyani mengatakan anggaran yang diajukannya itu adalah untuk menyokong enam program prioritas nasional yang dipegang kementariannya, antara lain di bidang kesehatan, pengembangan dunia usaha dan pariwisata, ketahanan energi. Kemudian, penanggulangan kemiskinan, pembangunan wilayah, serta politik, hukum, dan pertahanan keamanan.

"Dengan demikian visi, misi, dan prioritas nasional dari eselon satu termasuk program unggulan-unggulan, kami sampaikan pagu indikatif dari kementerian keuangan tahun 2019," kata Sri Mulyani.

Berita terkait

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

12 jam lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

14 jam lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

1 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

2 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

3 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya