TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani datang ke pameran bertajuk "57 x 76" karya Hanafi dan Goenawan Mohamad di Galeri Nasional Indonesia, Ahad, 1 Juli 2018. Sri Mulyani datang bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
"Saya sangat kagum dengan hasil karya kolaborasi antara seniman perupa dari sastrawan Indonesia tersebut," kata Sri Mulyani dalam akun Instagram pribadinya @smindrawati, Senin, 2 Juli 2018.
Baca juga: Apa yang Dilakukan Sri Mulyani ketika Merasa Penat Bekerja?
Pameran 57 x 76 karya Hanafi dan Goenawan Mohamad di Galeri Nasional Indonesia berlangsung hingga 2 Juli 2018. Terdapat 80 karya kolaborasi yang dipamerkan dalam gedung bersejarah tersebut.
Menurut Sri Mulyani, melihat dua orang dengan latar belakang berbeda berkolaborasi dalam satu kanvas adalah sesuatu yang sangat menyenangkan.
Sri Mulyani mengunggah 10 foto dalam akun instagramnya tersebut. Di dua foto awal, Sri Mulyani terlihat menyaksikan goresan-goresan dalam kanvas yang dipampang pada tembok berwarna biru.
Simak pula: Sri Mulyani Minta Instansi Cek Ulang Anggaran Sebelum Mengeluh
"Saya tertarik pada sebuah karya instalasi berbentuk gagang payung," kata Sri Mulyani.
Dalam kunjungan ketiga menteri tersebut, Hanafi dan Goenawan Mohamad turut mendampingi. Mereka memberikan informasi soal asal muasal dan cerita di balik karya mereka.
Sri Mulyani mengatakan Hanafi bercerita kepadanya, bahwa karya itu menggambarkan dalam hidup setiap manusia, baik dalam cuaca panas maupun dingin, akan selalu membutuhkan pegangan. Dari sisi interpretasi ke dalam konteks masa kini, masyarakat berada dalam suasana yang cepat berubah. Mereka selalu butuh pegangan.
"Bagi saya sendiri ini adalah suatu yang sangat personal, karena tiap hari saya menghadapi data ekonomi yang bergerak-gerak dan orang selalu membutuhkan guidance," ujar Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani, uniknya dari karya kolaborasi ini, dijelaskan oleh kurator pameran Agung Hujatnikajennong, antara Hanafi dan Goenawan Mohamad tidak banyak berdiskusi. Mereka hanya saling berkirim karya dan saling merespons atas karya yang diterima masing-masing.
Sri Mulyani menilai kerjasama dan evolusi mereka itu menunjukkan adanya suatu perkembangan yang saling mengisi, baik dari sisi guratan maupun dari sisi pesan yang ingin disampaikan.
"Saya sangat menikmati dan senang melihat sambil mengintepretasikan. Sebuah pelajaran bagi kita semua bahwa perbedaan itu dapat menghasilkan keindahan dalam satu harmoni kebersamaan," ujar Sri Mulyani.