IHSG Merosot Tajam, Perang Dagang Masih jadi Penyebab Dominan

Jumat, 29 Juni 2018 06:30 WIB

Tampilan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/10/2017).Foto Agung Rahmadiansyah/Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan faktor eksternal yakni perang dagang masih menjadi faktor penting yang menjadi penyebab melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pada penutupan Kamis, 28 Juni 2018. Apalagi, kata Hans, adanya kekhawatiran bahwa Eropa juga bakal terlibat dalam perang dagang menambah kompleks psikologi dan ketakutan pasar.

"Karena kekhawatiran bahwa Eropa akan terlibat dalam perang dagang, mereka melakukan evaluasi untuk meningkatkan tarif pada beberapa barang dari Amerika, Nah Donald Trump kan mengancam akan membalas langkah itu," kata Hans ketika dihubungi Tempo, Kamis, 28 Juni 2018.

Simak: IHSG Anjlok Terimbas Pelemahan Rupiah

Sebelumnya, perdagangan bursa saham acuan IHSG ditutup melemah sebanyak 120,23 poin atau setara 2,08 persen ke level 5667,32. Penurunan ini tercatat menjadi yang terburuk sepanjang perdagangan pada pekan ini.

Selain itu, penurunan ini juga menjadi yang terendah sejak bulan Januari 2018 tahun ini. Pada 21 Mei 2018 kemarin, IHSG sempat menyentuh titik terendahnya ke angka 5773,85.

Advertising
Advertising

Sementara itu, nilai tukar Rupiah di pasar valas juga tercatat melemah 116 poin atau setara dengan 0,81 persen ke level 14.351. Nilai terserbut juga tercatat menjadi yang terendah sejak tahun 2018. Adapun, di pasar spot, berdasarkan kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada Kamis, 28 Juni 2018 nilai Rupiah terhadap Dolar mencapai 14.271.

Simak: IHSG Anjlok, BEI Jelaskan Dampak Ketidakpastian Global

Menurut Hans, kekhawatiran pasar juga dipicu dengan adanya niat Amerika yang ingin membatasi investasi perusahaan-perusahaan Tiongkok, khususnya pada sektor tekonologi. Sebab sejauh ini, banyak perusahaan asal Tiongkok yang melakukan akuisisi perusahaan asal Amerika terutama di bidang teknologi.

"Amerika khawatir kalau akuisisi menyebabkan adanya alih teknologi sehingga bisa merugikan mereka. Hal ini yang menyebabkan kekhawatiran bahwa akan ada kemunduran teknologi dan proses investasi itu sendiri," ujar dia.

Selain itu, aksi-aksi perang dagang tersebut juga berimbas pada sejumlah mata uang negara-negara pengeskpor seperti Kanada, Australia, Jepang dan juga Eropa. Pelemahan tersebut juga menyebabkan nilai tukar Dolar Amerika terhadap negara tersebut menjadi menguat.

Kemudian, Hans melanjutkan, akibat perang dagang ini Pemerintah Cina diprediksi membiarkan terjadinya pelemahan nilai tukar Yuan terhadap Dolar Amerika. Hal ini untuk mengantisipasi adanya kenaikan tarif yang ditetapkan oleh Amerika.

"Nah kondisi inilah yangh menyebabkan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika yang juga berimbas pada pergerakan saham selain juga masih rendahnya nilai yield obligasi dan juga besarnya defisit transaksi berjalan yang cukup tinggi," kata Hans mengomentari pelemahan IHSG.

Berita terkait

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

9 jam lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

5 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

7 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

7 hari lalu

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

7 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

11 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

13 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

13 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.

Baca Selengkapnya