PT Buana Lintas Lautan Kembangkan Bisnis ke Angkutan Batu Bara

Kamis, 21 Juni 2018 19:23 WIB

Ekskavator melakukan bongkar muat batu bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 22 April 2015. Penerimaan negara bukan pajak sektor mineral dan batubara pada kuartal I/2015 mencapai Rp8,7 triliun atau naik 45% dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp6 triliun. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - PT Buana Lintas Lautan membidik pengangkutan batu bara sebagai rencana ekspansi bisnisnya berikutnya. Saat ini, perseroan dengan kode emiten BULL aktif berbisnis di pengangkutan minyak dan gas sebagai bisnis utama.

"Perseroan membidik bisnis kapal curah kering, seperti kapal pengangkutan batu bara serta kapal tunda dan tongkang," ujar Direktur Utama BULL Wong Kevin di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis, 21 Juni 2018.

Simak: Harga Batu Bara Diatur, APBI Harap Pemerintah Adil

Kevin mengatakan rencana perseroan tersebut dibuat untuk menyambut kebijakan Beyond Cabotage, yakni Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 82 Tahun 2017 tentang ketentuan Penggunaan Angkutan Laut dan Asuransi Nasional untuk Ekspor dan Impor Barang Tertentu.

"Peraturan itu mengatur tentang penggunaan kapal berbendera Indonesia untuk ekspor batu bara dan CPO mulai Mei 2020," kata Kevin.

Advertising
Advertising

Baca: ESDM Akui Belum Bisa Pastikan Pembatasan Produksi Batubara

Rencana ekspansi itu juga didukung dengan data yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor batu bara terbesar di dunia. Pada 2017, Indonesia mengekspor 364 juta ton batu bara.

"Harga batu bara terus meningkat seiring permintaan di sejumlah negara seperti Vietnam, Tiongkok, dan India," tutur Kevin.

Simak: Penambang Tolak Pemerintah Intervensi Harga Batu Bara

Sebagai langkah awal, perseroan mengincar pasar dalam negeri terlebih dahulu. Sebab, saat ini pun ia memprediksi pasar batu bara dalam negeri masih tinggi.

Hal tersebut pun didukung oleh kondisi Geografi Indonesia yang berbentuk kepulauan mengharuskan penggunaan kapal sebagai alat transportasi. Alasannya, batu bara di Indonesia umumnya dihasilkan di Kalimantan dan Sumatera, sedangkan pengguna batu bara umumnya berada di Jawa.

Selain berekspansi ke sektor batu bara, Kevin mengatakan perusahaan masih akan berfokus pada sektor pengangkutan minyak. Sebab, saat ini permintaan angkutan minyak lebih tinggi dari persediaan kapar tanker yang ada. Sehingga tarif sewanya melonjak.

Simak Juga: Harga Batu Bara Dipatok, Pengusaha Kehilangan Pendapatan Triliunan Rupiah

"Di tahun 2018, peningkatan permintaan diprediksi 3 persen di atas pengembangan armada," ujar dia. Dampaknya, dia memperhitungkan perseroan akan naik laba bersihnya setidaknya USD 365 ribu per tahun per kapal.

Untuk melaksanakan rencananya, perseroan bersiap melakukan right issue atau penerbitan sebanyak-banyaknya 2,51 saham baru. Melalui aksi korporasi tersebut, perusahaan angkutan minyak, gas dan kimia untuk pasar domestik dan internasional dengan kode emiten BULL itu menargetkan perolehan dana segar sekitar Rp 351,86 miliar.

Saham baru itu akan ditawarkan seharga Rp 140 per lembar, adapun harga nominalnya adalah Rp 100 per lembar. "Rencananya, dana akan digunakan untuk working capital dan pengembangan usaha," ujar Kevin.

Berita terkait

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

23 jam lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

5 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

29 hari lalu

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk periode 2011-2016 Milawarman divonis bebas dalam kasus dugaan korupsi akuisisi saham milik PT Satria Bahana Sarana (SBS).

Baca Selengkapnya

Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

44 hari lalu

Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

Pusat Studi Ekonomi dan Sumber Daya Alam (Pusesda) menolak rencana Bahlil membagikan izin usaha pertambangan (IUP) ke organisasi kemasyarakatan.

Baca Selengkapnya

Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

44 hari lalu

Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sudah mencabut 2.051 Izin Usaha Pertambangan (IUP) sejak 2022.

Baca Selengkapnya

Neraca Dagang Indonesia-Vietnam 2023 Surplus, Ditopang Ekspor Batu Bara

53 hari lalu

Neraca Dagang Indonesia-Vietnam 2023 Surplus, Ditopang Ekspor Batu Bara

Neraca dagang antara Indonesia dan Vietnam mencapai USD 12,84 Miliar sepanjang 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Simbara Kerek Penerimaan Pajak dan Royalti Batu Bara

55 hari lalu

Luhut Sebut Simbara Kerek Penerimaan Pajak dan Royalti Batu Bara

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Simbara menaikan penerimaan pajak batu bara.

Baca Selengkapnya

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

29 Februari 2024

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Selengkapnya

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

19 Februari 2024

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

Ekonom Indef menyebut sejumlah sektor bakal terdampak oleh resesi yang melanda Jepang, tujuan ekspor terbesar keempat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Ekspor Batu Bara RI Lesu, Turun US$ 590,1 Juta: Terbesar ke Cina dan India

16 Februari 2024

Nilai Ekspor Batu Bara RI Lesu, Turun US$ 590,1 Juta: Terbesar ke Cina dan India

Sepanjang Januari 2024, nilai ekspor batu bara tercatat US$ 2,41 miliar, turun dari bulan sebelumnya US$ 3 miliar.

Baca Selengkapnya