Harga Minyak Mentah Melambung Akibat Pipa Retak di Nigeria

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 12 Juni 2018 07:51 WIB

Suasana Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Pontianak, Kalimantan Barat, 14 Oktober 2017. TBBM Pontianak juga mendistribusikan ke dua titik khusus penerapan program BBM satu harga di Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas dan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta -Harga minyak mentah menguat ke level tertinggi dalam lebih dari sepekan terakhir pada akhir perdagangan Senin, 11 Juni 2018 menyusul keretakan di pipa utama Nigeria. Peristiwa ini mengancam ekspor minyak dan perpecahan yang semakin dalam di OPEC mengenai kemungkinan peningkatan

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juli ditutup menguat 06 persen atau 0,36 poin ke level US$66,10 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 24 persen di bawah rata-rata perdagangan 100 hari.

Baca: Subsidi BBM Ditambah Rp 10 T, Darmin Pastikan Ajukan APBNP 2018

Sementara itu, minyak patokan global, Brent, untuk kontrak Agustus ditutup cenderung flat pada level US$76,46 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London, dan diperdagangkan pada premium US$10,43 untuk WTI pada kontrak bulan yang sama.

Kebocoran baru telah ditemukan di saluran pipa Nigeria yang telah ditutup sejak akhir pekan lalu dan operator tidak memberikan perkiraan kapan pengiriman akan dilanjutkan. Sementara itu, Irak bergabung dengan Iran dan Venezuela yang menolak saran Arab Saudi bahwa sudah waktunya untuk melepas pembatasan output.

“Terhentinya pengiriman dari Nigeria melibatkan pipa besar dan titik pengiriman besar," kata Bob Yawger, direktur berjangka di Mizuho Securities USA Inc. di New York.

Simak: Direksi Pertamina Dirombak, Hiswana Migas: BBM Jangan Langka Lagi

Pada saat yang sama, lanjutnya, ada sinyal bahwa produsen besar seperti Saudi meningkatkan output dan cenderung membebani pasar. Disiplin koalisi yang dipimpin OPEC yang menerapkan pembatasan pasokan di awal 2017 diperkirakan sudah menurun. Rusia meningkatkan produksi minyak mentah 140.000 barel per hari di atas batas produksinya pada minggu pertama Juni, menurut seseorang yang mengetahui masalah ini.

Advertising
Advertising

Sementara itu, Arab Saudi meningkatkan produksi bulan lalu ke level tertinggi sejak Oktober, menurut seseorang yang mengetahui data yang diungkapkan Saudi ke OPEC.

Rusia dan Saudi telah mengisyaratkan mereka secara resmi mengajukan kenaikan produksi bertahap ketika OPEC saat pertemuan puncak di Wina, Austria, 22-23 Juni mendatang.

Namun, Menteri Perminyakan Irak Jabbar al-Luaibi mengatakan OPEC dan produsen sekutu belum mencapai tujuan mereka dan tidak boleh dipengaruhi oleh ajakan untuk memompa lebih banyak minyak.

Baca berita tentang harga minyak lainnya di Tempo.co.

BISNIS

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

1 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

8 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

9 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

15 hari lalu

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

15 hari lalu

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.

Baca Selengkapnya

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

16 hari lalu

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

Nilai tukar dolar Singapura terhadap rupiah malah cenderung lebih turun yakni Rp 11.854

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

17 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

20 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

Analis menyebut harga minyak alami kenaikan akibat konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

20 hari lalu

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas dan minyak dunia saat ini masih standar.

Baca Selengkapnya

Ditegur AS, Ukraina Berkukuh Fasilitas Migas Rusia Sah Jadi Target Serangan

43 hari lalu

Ditegur AS, Ukraina Berkukuh Fasilitas Migas Rusia Sah Jadi Target Serangan

Pejabat Ukraina menyebut serangan terhadap fasilitas energi Rusia sejalan dengan praktik terbaik NATO.

Baca Selengkapnya