Go-Jek Jawab Tuntutan Kenaikan Tarif Ojek Online

Sabtu, 12 Mei 2018 05:45 WIB

Ruang tamu kantor Pusat PT. Go-Jek Indonesia di daerah Blok M, Jakarta, 26 Januari 2018. Suasana kantor yang nyaman ini hampir mirip dengan kantor perusahaan multinasional Google. TEMPO/Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Chief Corporate Affairs Go-Jek Indonesia Nila Marita menanggapi tuntutan kenaikan tarif ojek online. Dia mengatakan, keputusan tarif transportasi roda dua berbasis aplikasi alias ojek online harus memperhatikan permintaan dan suplai.

"Kami juga harus memikirkan demand dan supply," katanya dalam konferensi pers di kawasan perhelatan Hari Kuliner Nasional Go-Food, Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, kemarin, Jumat, 11 Mei 2018.

Nila tak menyampaikan secara gamblang apakah Go-Jek menerima tuntutan para pengemudi ojek untuk menaikkan tarif jasa.

Dia menanggapi ribuan pengemudi ojek online berdemonstrasi di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, pada 27 Maret 2018. Mereka menuntut penyesuaian tarif dan payung hukum untuk ojek online.

Lihat juga: Dilema Ojek Online, Dibutuhkan Sekaligus Diharamkan

Merasa tuntutan tak ditanggapi, para pengemudi ojek online kembali beraksi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat pada 23 April 2018.

Nila menuturkan, Go-Jek ingin mitranya, yakni pengemudi ojek, memperoleh kesejahteraan yang berkesinambungan. Maka Gojek hendak memastikan persaingan usaha yang sehat dengan kompetitor.

"Kami sepakat dengan persaingan usaha yang sehat."

Go-Jek terbuka untuk mendiskusikan tarif ojek online asalkan sesuai dengan peraturan atau undang-undang. Di sisi lain, pemerintah tak bersedia mengintervensi besaran tarif ojek online sebab kendaraan roda dua bukan transportasi publik seperti yang diatur dalam undang-undang.

Berbeda dengan Go-Jek, Grab Indonesia terang-terangan enggan mengabulkan permintaan pengemudi ojek online. Pada April 2018, Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menyatakan tidak akan memenuhi permintaan pengemudi yang ingin tarif perjalanan naik. Dia beralasan, jika dipenuhi justru akan mengurangi pendapatan pengemudi ojek online. "Permintaan yang kurang bertanggungjawab," ucap Ridzki pada Jumat, 6 April 2018.

Berita terkait

Hari Buruh Internasional, Aksi Unjuk Rasa di Cikapayang Dago Park

2 hari lalu

Hari Buruh Internasional, Aksi Unjuk Rasa di Cikapayang Dago Park

Aliansi Buruh Bandung Raya melakukan unjuk rasa menyuarakan perjuangan mereka saat Hari Buruh Internasional atau May Day di Cikapayang Dago Park

Baca Selengkapnya

Momen Lebaran Terakhir Presiden Jokowi

24 hari lalu

Momen Lebaran Terakhir Presiden Jokowi

Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tahun ini menjadi momen terakhir bagi Presiden Jokowi. Lantas, apa yang akan dilakukan oleh Jokowi?

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Jokowi Bagikan Sembako ke Ojol hingga Warga Sekitar Istana

25 hari lalu

Menjelang Lebaran, Jokowi Bagikan Sembako ke Ojol hingga Warga Sekitar Istana

Presiden Jokowi membagikan 1.000 paket sembako untuk para pengemudi ojek online di depan Istana Kepresidenan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Nasib THR Ojol, Kenapa Justru Baru Dibahas setelah Lebaran?

27 hari lalu

Nasib THR Ojol, Kenapa Justru Baru Dibahas setelah Lebaran?

Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor mengatakan pembahasan tentang tunjangan hari raya (THR) untuk ojek online (Ojol) dibahas setelah Lebaran

Baca Selengkapnya

Perusahaan Menolak Beri THR Ojol, SPAI: Tidak Manusiawi, Kami Dipaksa Kerja saat Lebaran

30 hari lalu

Perusahaan Menolak Beri THR Ojol, SPAI: Tidak Manusiawi, Kami Dipaksa Kerja saat Lebaran

Perusahaan menolak memberi THR untuk pengemudi ojek online atau Ojol. SPAI menyebut insentif yang ditawarkan perusahaan tidak manusiawi.

Baca Selengkapnya

THR Ojol, Bukan Pegawai hingga Dorongan dari Komisi IX DPR

33 hari lalu

THR Ojol, Bukan Pegawai hingga Dorongan dari Komisi IX DPR

Analis ketenagakerjaan memandang pekerja ojek online dan kurir seharusnya memperoleh THR Lebaran. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

SPAI Tolak Bingkisan hingga Bonus Hari Raya untuk Ojol: Insentif Bukan THR

33 hari lalu

SPAI Tolak Bingkisan hingga Bonus Hari Raya untuk Ojol: Insentif Bukan THR

Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) menolak segala bentuk insentif dari aplikator untuk pengemudi ojek online (ojol) dan kurir logistik.

Baca Selengkapnya

Polemik THR Bagi Ojol, Alasan Grab dan Gojek Tak Berikan THR kepada Driver Ojek Online dan Respons SPAI

36 hari lalu

Polemik THR Bagi Ojol, Alasan Grab dan Gojek Tak Berikan THR kepada Driver Ojek Online dan Respons SPAI

Gojek dan Grab menolak memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada mitra pengemudinya. Menurutnya, ada insentif lain. Apa tuntutan driver ojol?

Baca Selengkapnya

Soal THR Ojol dan Kurir, SPAI: Jangan Ubah Aturan dari Kewajiban menjadi Imbauan

37 hari lalu

Soal THR Ojol dan Kurir, SPAI: Jangan Ubah Aturan dari Kewajiban menjadi Imbauan

SPAI meminta Kementerian Ketenagakerjaan mewajibkan aplikator untuk membayar THR minimal sebesar Upah Minimum Provinsi.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Sepekan: Rencana Penggusuran demi IKN, THR Karyawan hingga Soal Jastip

40 hari lalu

Terpopuler Sepekan: Rencana Penggusuran demi IKN, THR Karyawan hingga Soal Jastip

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis selama sepekan antara lain tentang rencana penggusuran demi IKN dan cara menghitung THR karyawan.

Baca Selengkapnya