Tiga Investasi Ini Dinilai Cocok untuk Generasi Milenial
Reporter
Budiarti Utami Putri
Editor
Dewi Rina Cahyani
Sabtu, 27 Januari 2018 14:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perencana keuangan Eko Indarto menyarankan generasi milenial tidak takut memilih investasi dengan risiko tinggi. Sebab, kata dia, generasi milenial memiliki waktu panjang sehingga tidak memerlukan hasil investasi tersebut dalam waktu segera.
"Milenial itu jangka waktu menikmati penghasilan masih panjang. Cari investasi yang risikonya tinggi dan waktunya panjang," kata Eko kepada Tempo, Sabtu, 27 Januari 2018.
Tak hanya mendorong milenial berani memilih produk investasi berisiko tinggi, Eko juga menyarankan produk-produk yang dapat dipilih. "Saham misalnya, reksadana saham, minimal. Kalau bisa ke properti," ujar Eko.
Terkait dengan investasi reksadana saham, Eko mengatakan generasi milenial perlu cermat dan jeli memilih manajer investasi yang akan mengelola dana mereka. Mereka pun harus mengevaluasi investasi tersebut setidaknya empat bulan sekali.
"Enggak usah setiap bulan diperhatikan, tapi minimal tiap empat bulan sekali harus dievaluasi," kata Eko.
Adapun untuk investasi saham, Eko menyebut produk investasi ini tergolong bagus dilirik. Dia mendorong milenial tak segan-segan mengalokasikan uangnya, kendati hanya sedikit unit yang dapat dibeli. "Mungkin tiap bulan atau tiap minggu beli aja Rp 100 ribu," tuturnya.
Eko juga menyarankan agar tak buru-buru panik jika harga saham melemah. Naik-turunnya harga saham merupakan hal wajar dalam perdagangan bursa. Kendati begitu, milenial yang berinvestasi juga harus memastikan komitmen emiten yang dia pilih untuk berinvestasi, serta mengevaluasi kinerja saham terkait setidaknya setiap empat bulan sekali. "Evaluasi margin investasinya setiap empat bulan sekali. Jangan panik untuk jangka pendeknya, perusahaan bisa naik-turun," ucapnya.
Generasi milenial mulai menunjukkan minat melakukan investasi di pasar modal. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, sepanjang 2017, investor muda mendominasi 30,06 persen dari total pemodal di bursa efek yang berjumlah 1,12 juta investor. Angka ini terdiri atas 3,82 persen remaja usia 20 tahun ke bawah dan 26,24 persen generasi muda usia 21-30 tahun.
Investor muda di pasar modal ini mengungguli kontribusi pemodal yang lebih senior pada rentang usia 31-40 tahun sebanyak 25,12 persen, 71-80 tahun sebanyak 1,71 persen, dan di atas 80 tahun sebanyak 0,33 persen.