TEMPO.CO, Zurich - Pemerintah menawarkan investor untuk ikut Investasi dalam proyek infrastruktur di Indonesia dengan target serapan dana mencapai US$ 500 miliar atau sekitar Rp 6,7 ribu triliun sampai dengan 2019. Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengajak puluhan investor yang berasal dari berbagai negara seperti Kuwait, Qatar, Cina, Azerbaijan, Malaysia, dan Norwegia untuk berinvestasi dalam proyek pembangunan infrastruktur Indonesia.
Sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah (RPJMN) 2015-2015, total investasi yang diperlukan menembus US$ 500 miliar. “Kami berkomitmen untuk mendorong konektivitas di udara, laut, darat dan telekomunikasi, yang juga mencakup internet dan serat optik, serta membangun pembangkit listrik,” ujar Menteri Rini dari Zurich, Swiss, melalui siaran pers, Jumat, 26 Januari 2018.
Baca: Jokowi Jengkel Pengurusan Izin di Daerah Molor hingga 775 Hari
Menteri Rini menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan peningkatan rasio elektrifikasi menjadi 96,6 persen, membangun pembangkit listrik baru hingga kapasitas total menjadi 35.000 MW, membangun 2.650 km jalanan baru dan 1.800 km jalan tol baru. Selain itu, pembangunan infrastruktur digital juga digenjot dengan mengembangkan jaringan serat optik dari 112.494 kilometer di tahun 2014 menjadi 158.850 kilometer di tahun 2018. “Rencana ekspansi kami memang terlihat ambisius tetapi pada saat bersamaan sangat realistis,” ujarnya.
Lebih jauh Menteri Rini mencontohkan beberapa investasi di Indonesia yang menarik minat investor asing antara lain obligasi global berdenominasi Rupiah atau komodo bond PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Keduanya diklaim sebagai obligasi berkualitas tinggi yang dikelola perusahaan BUMN sektor infrastruktur jalan tol.
Pertemuan yang berlangsung di Zurich, Swiss, Kamis, 25 Januari 2018 waktu setempat, juga dihadiri jajaran direksi BUMN antara lain Direktur Utama (Dirut) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Bintang Perbowo, Dirut PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Desi Arryani, Dirut PT Angkasa Pura 1 (Persero) Faik Fahmi.
Selain itu, dalam pertemuan untuk mengundang sejumlah calon penanam modal agar bisa melakukan investasi tersebut juga hadir juga Dirut PT Angkasa Pura 2 (Persero) M. Awaluddin, Dirut PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Alex J Sinaga, Dirut PT PP (Persero) Tbk. Tumiyana, Dirut PT PLN (Persero) Sofyan Basir, Dirut PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kartika Wirjoatmodjo, Dirut PT BNI (Persero) Tbk. Achmad Baiquni, Dirut PT BRI (Persero) Tbk. Suprajarto, dan Dirut PT BTN (Persero) Tbk. Maryono.