TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah bank swasta menurunkan tingkat bunga kredit guna meningkatkan permintaan kredit konsumsi di tengah situasi ekonomi yang melambat.
Lani Darmawan, Direktur Perbankan Retail PT Bank Internasional Indonesia Tbk, mengatakan perseroan telah menurunkan bunga kredit terutama untuk kredit pemilikan rumah (KPR). "Demand secara nasional memang turun, penjualan mortgage dan auto juga turun, tapi buat BII tetap ada ruang karena sales tetap besar," ujarnya di Jakarta, Kamis, 11 Juni 2015.
Berdasarkan publikasi suku bunga dasar kredit (SBDK) BII per 27 Mei 2015, tingkat SBDK KPR mencapai 10,75 persen, sedangkan non-KPR mencapai 11,5 persen. Dibandingkan dengan SBDK per Desember 2014, SBDK KPR turun 100 basis poin, sedangkan untuk SBDK non-KPR tidak mengalami perubahan.
Lani mengatakan, hingga akhir 2015, outstanding kredit konsumsi BII diharapkan bisa tumbuh 10 persen, sedangkan khusus untuk KPR diharapkan tumbuh sebesar 15 persen. Dia menyebutkan lini bisnis KPR akan menjadi lokomotif pertumbuhan pada segmen konsumen, terlebih jika regulator mulai merealisasikan pelonggaran kebijakan loan to value.
Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bulan ini berencana melonggarkan loan to value untuk KPR dan menurunkan uang muka untuk kredit kendaraan bermotor. LTV untuk KPR akan dinaikkan menjadi sekitar 10 persen sehingga uang muka KPR pun turun 10 persen.
Baca Juga:
"Saya rasa akan membantu karena kemampuan masyarakat juga bertambah," kata Lani.
Per Maret 2015, total outstanding kredit konsumsi BII mencapai Rp 42,1 triliun, tumbuh 17,8 persen secara tahunan. Portofolio terbesar disumbang KKB sebanyak Rp 21,9 triliun atau 52 persen dari total kredit konsumsi. Adapun portofolio KPR tumbuh paling tinggi sebesar 17,8 persen dan menyumbang 39 persen terhadap total portofolio kredit konsumsi BII.
Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, mengatakan perseroan juga terus berupaya menggenjot permintaan dengan menurunkan tingkat bunga di dua lini bisnis utama, yakni kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
"KPR kami sudah turunkan jadi 8,8 persen dan 9,9 persen untuk lima tahun. Peminatnya luar biasa sehingga kami extend hingga Juni," tutur Jahja.
Hingga akhir tahun, BCA berharap penyaluran kredit konsumen bisa tumuh 10 persen. Adapun per Maret 2015, portofolio kredit konsumen BCA tumbuh 5,6 persen menjadi Rp 92 triliun. Jahja mengatakan BCA perlu menggenjot ekspansi lebih besar untuk terus tumbuh. Sebab, pada segmen konsumen, setiap bulan ada pembayaran angsuran yang cukup signifikan.