TEMPO Interaktif, Jakarta - Proyek pembangunan enam ruas tol dalam kota yang akan menyediakan beberapa jalurn khusus untuk angkutan umum dinilai tidak dapat menjadi solusi kemacetan di Jakarta. “Kementerian Perhubungan lebih melihat yang dibutuhkan adalah memperbesar angkutan umum, bukan menambah jalan,” kata Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, Jumat, 9 September 2011.
Penambahan jumlah jalan diyakini tidak menjawab masalah kemacetan yang terjadi tapi malah justru menambah titik kemacetan di Jakarta. Hal ini terjadi karena jalan eksisting yang ada tetap tidak dapat menampung volume kendaraan yang terus bertambah. Prinsip yang harus dipegang bersama seharusnya adalah keseimbangan antara membangun jalan dengan pengembangan kapasitas angkutan umum.
Hal positif dari proyek enam ruas tol dalam kota, menurut Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia, Danang Parikesit adalah adanya jalur angkutan umum. “Harusnya jalan tol itu untuk angkutan umum, ini bisa jadi pemecahan,” katanya.
Sependapat dengan Bambang, Danang juga menyatakan proyek ruas tol ini tidak akan menjawab masalah kemacetan di Jakarta. “Saya ragu apakah dalam jangka panjang enam ruas tol ini menekan penggunaan kendaraan dan kemacetan,” katanya.
Kebutuhan yang lebih penting adalah menyediakan jumlah fasilitas umum yang lebih banyak dari kendaraan pribadi. Saat ini keberpihakan pada transportasi umum masih kurang.
Menurut Danang, persoalan besar selama ini terkait restrukturisasi angkutan umum. “Saat ini ada 12 ribu angkutan umum yang harus diurus bukan menambah jalan baru,” katanya.
Proyek enam tol dalam kota yang akan dilelang dalam satu paket ini sudah memasuki proses pendaftaran pra kualifikasi mulai hari ini. Pengumuman tahap lolos pra kualifikasi ini rencananya akan diumumkan dua bulan.
Proyek pembangunan enam jalur tol ini adalah prakarsa Pemerintah DKI Jakarta tapi sudah dibahas dengan Kementerian Pekerjaan Umum. Ruas tol dalam kota yang akan dibangun dalam bentuk jalan layang sepanjang 67,74 kilometer ini diperkirakan akan menelan biaya sebesar Rp 40 triliun.
Enam ruas tol dalam kota tersebut antara lain jalur Semanan-Sunter dengan investasi Rp 9,76 triliun, jalur Sunter-Bekasi dengan investasi Rp 7,37 triliun, jalur Duri Pulo-Kampung Melayu dengan investasi Rp 5,96 triliun, jalur Kemayoran-Kampung Melayu dengan investasi Rp 6,95 triliun, dan jalur Ulujami-Tanah Abang serta jalur Pasar Minggu-Casablanca dengan investasi masing-masing Rp 4,25 triliun dan Rp 5,71 triliun.
Enam ruas jalan tol dalam Kota Jakarta ini akan dibangun dan dibagi dalam empat tahap. Tahap pertama dibangun dua ruas jalan tol yakni, jalur Semanan-Sunter dan jalur Sunter-Bekasi Raya. Tahap kedua dibangun jalur Duri Pulo-Kampung Melayu dan jalur Kemayoran-Kampung Melayu Tahap ketiga akan dibangun jalur Ulujami-Tanah Abang dan terakhir jalur Pasar Minggu-Casablanca.
FRANSISCO ROSARIANS