TEMPO Interaktif, Jakarta - Ekonom memperkirakan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia besok masih akan tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate.
Menurut Analis Ekonomi PT Samuel Sekuritas Indonesia Lana Soelistianingsih, meski tekanan inflasi mulai menguat tetapi belum akan membuat BI rate berubah. “BI rate masih akan di 6,5 persen,” kata Lana dalam analisis mingguannya di Jakarta hari ini.
Badan Pusat Statistik pada Senin lalu mengumumkan angka inflasi pada Februari 2010 tercatat 0,3 persen (month on month) atau 3,81 persen (year on year).
“Dibandingkan inflasi Januari yang tercatat mencapai 0,83 persen (month on month), tekanan inflasi Februari dianggap melemah tetapi secara kumulatif mencapai 1,13 persen (year to date) atau 6,78 persen (tahunan),” ujar Lana.
Menurut Lana, tekanan inflasi Februari tampak menguat tetapi masih dapat dianggap moderat dan aman sehingga BI belum akan mengubah suku bunga acuan.
Baca Juga:
Dia menjelaskan, dengan mempertimbangkan kondisi inflasi saat ini yang cenderung masih rendah dan menimbang kemungkinan kecenderungan ekspektasi yang menguat pada bulan-bulan mendatang, mestinya ada potensi kecenderungan kenaikan BI rate. Namun Rapat Dewan Gubernur besok, BI rate masih akan bertahan di 6,5 persen.
“Bahkan kebijakan itu tampaknya masih bisa dipertahankan hingga akhir kuartal kedua tahun ini,” katanya.
Posisi BI rate di 6,5 persen ini, Lana melanjutkan, tampaknya bisa dipertimbangkan sebagai keseimbangan suku bunga yang relatif stabil untuk jangka menengah. Jika lebih rendah, maka perbankan akan merasa khawatir dana deposan akan keluar. Sebaliknya, jika dinaikkan perbankan tidak punya ruang untuk menurunkan suku bunga kredit, yang saat ini masih berada di kisaran 12-13 persen.
Samuel Sekuritas merevisi target suku bunga acuan dari 8-9 persen menjadi maksimum 7,5 persen pada akhir tahun ini.
GRACE S GANDHI