TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset BNI Securities Norico Gaman menyarankan investor untuk mengamati pergerakan saham konsumsi dan infrastruktur. Kedua sektor tersebut memberi kontribusi lebih tinggi dibandingkan sektor lain dalam pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.
Konsumsi dalam negeri, menurut Norico, berpengaruh sekitar 50 persen terhadap kontribusi ekonomi nasional. Sebelumnya, pada penutupan bursa 19 Februari 2014, hampir seluruh sektor tercatat membukukan kinerja positif. Pelemahan hanya terjadi di sektor konstruksi, properti, dan real estate sebesar 0,5 persen.
Kenaikan paling tinggi dialami oleh sektor industri lain-lain (miscellanous) sebanyak 2,11 persen. Setelah itu diikuti oleh sektor infrastruktur sebesar 1,33 persen. Sektor consumer goods juga menguat 1,11 persen.
Sektor perdagangan dan jasa serta sektor pertanian mengalami kenaikan yang sama, masing-masing 0,89 persen. Sektor pertambangan tercatat menguat 0,02 persen, sektor keuangan naik 0,45 persen, dan sektor industri dasar serta bahan kimia naik 0,51 persen.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.