Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofyan Wanandi saat konfrensi press setelah mengadakan diskusi dengan tema "Indonesia tumbuh dalam lingkungan global yang lebih rentan" di gedung BKPM, Jakarta, (12/7). Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta-- Pelaku usaha pesimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan mencapai 6 persen. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi, memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya berkisar 5,7-5,8 persen. "Ttidak mungkin bisa tumbuh di atas 6 persen, kemungkinan di bawah itu," katanya pada acara buka puasa Kadin di Jakarta, Jumat 2 Agustus 2013.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi sulit menembus angka 6 persen karena masalah yang dihadapi Indonesia saat ini adalah defisit neraca pembayaran. "Masalah defisit neraca pembayaran bukan main. Harus dijaga karena dikhawatirkan bisa kena fiskal defisit tahun depan," katanya.
Apindo menilai pemerintah harus segera menciutkan anggaran belanja negara karena penerimaan negara saat ini lebih kecil daripada pengeluaran negara. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga kesehatan fiskal, Sofjan mengatakan Indonesia harus mengurangi impor beberapa produk yang bukan merupakan kebutuhan vital. "Mobil-mobil mewah itu tidak usah impor karena bukan kebutuhan vital," katanya.
Selain mobil mewah, Sofjan juga menyoroti pembelian pesawat yang mencapai ratusan unit. Menurut dia, pembelian pesawat yang transaksi pembayarannya dalam dolar bisa memberatkan anggaran. "Bila diterima dalam rupiah, nanti siapa yang mau membayar," katanya.
Dia menilai pemerintah harus sangat berhati-hati karena rupiah yang terus melemah. "Menaikkan ekspor tidak mungkin, commodity price naik semua. Satu-satunya cara ya mengurangi impor," katanya.
Apindo menilai jika Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7-5,8 persen maka pencapaian tersebut sudah sungguh baik. Sofjan menegaskan yang terpenting harus dilakukan pemerintah adalah menurunkan high-cost economy dan mengurangi pembelanjaan yang berlebihan.
Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel
14 hari lalu
Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel
Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.