TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Danareksa Research Institute (DRI) Purbaya Yudhi Sadewa memprediksikan ekonomi Indonesia akan mengalami pelambatan menyusul dinaikkannya tingkat suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 50 basis poin ke level 6,5 persen oleh Bank Indonesia.
"Yang jelas ekonominya tidak mendapat stimulus tambahan dari moneter," kata Yudhi di kantor Kementerian Perekonomian, Kamis, 11 Juli 2013.
Menurut Yudhi, jika ekonomi saat ini terjadi pelambatan, seharusnya diberikan stimulus moneter agar ekonomi dapat kembali tumbuh. Namun, langkah yang dilakukan bank sentral, malah sebaliknya yaitu menekan stimulus dengan menaikkan BI Rate. Sehingga, Yudhi menilai ada indikasi ekonomi diperlambat untuk memperkecil defisit transaksi berjalan.
"Saya curiga BI mendewakan surplus current account, sehingga mereka mau memperlemah rupiah atau memperlemah pertumbuhan ekonomi. Ini langkah yang salah karena negatif current account bukan sesuatu yang jelek bagi ekonomi, itu menandakan ekonomi tumbuh lebih pesat dibanding sebelumnya," katanya.
Menurut Yudhi, jika tidak ada perbaikan dalam penyerapan belanja pemerintah, maka pertumbuha ekonomi Indonesia bisa terkoreksi hingga di bawah level 6 persen. "Kalau lihat belanja sekarang dan jika nanti BI Rate naik ke level yang tinggi lagi, ada peluang ekonominya turun di bawah 6 persen," kata Yudhi.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia akhirnya menaikkan suku bunga acuan (BI rate) 50 basis poin ke level 6,5 persen. Kebijakan ini untuk menghadapi inflasi yang meningkat paska kenaikan BBM bersubsidi. Selain menaikkan BI rate, Dewan Gubernur juga memutuskan untuk menaikkan suku bunga Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FasBI) ke level 4,75 persen.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Topik terhangat:
Karya Penemu Muda Bursa Capres 2014 Ribut Kabut Asap Tarif Progresif KRL Bencana Aceh
Berita lain:
Muatan Porno di Buku SD, Sanksi ke Penerbit Lemah
Kepolisian Lembaga Terkorup, Polri Menjawab
Inilah Pesawat Teraman dan Paling Bahaya di Dunia
Cicil Denda, Susno Duadji Jual Rumah Mewah
Pelajaran 'Porno' Anak Gembala dan Induk Srigala
Berita terkait
Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat
2 hari lalu
Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.
Baca SelengkapnyaPerkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama
3 hari lalu
Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN
6 hari lalu
Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.
Baca SelengkapnyaRamai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara
6 hari lalu
Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai
Baca SelengkapnyaAliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI
7 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaBank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR
7 hari lalu
Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen
Baca SelengkapnyaCadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar
7 hari lalu
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN
11 hari lalu
Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.
Baca SelengkapnyaTak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah
12 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
12 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca Selengkapnya