BI Rate Naik, Ekonomi Diprediksi Melambat

Reporter

Kamis, 11 Juli 2013 17:16 WIB

Bank Indonesia (BI). TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Danareksa Research Institute (DRI) Purbaya Yudhi Sadewa memprediksikan ekonomi Indonesia akan mengalami pelambatan menyusul dinaikkannya tingkat suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 50 basis poin ke level 6,5 persen oleh Bank Indonesia.

"Yang jelas ekonominya tidak mendapat stimulus tambahan dari moneter," kata Yudhi di kantor Kementerian Perekonomian, Kamis, 11 Juli 2013.

Menurut Yudhi, jika ekonomi saat ini terjadi pelambatan, seharusnya diberikan stimulus moneter agar ekonomi dapat kembali tumbuh. Namun, langkah yang dilakukan bank sentral, malah sebaliknya yaitu menekan stimulus dengan menaikkan BI Rate. Sehingga, Yudhi menilai ada indikasi ekonomi diperlambat untuk memperkecil defisit transaksi berjalan.

"Saya curiga BI mendewakan surplus current account, sehingga mereka mau memperlemah rupiah atau memperlemah pertumbuhan ekonomi. Ini langkah yang salah karena negatif current account bukan sesuatu yang jelek bagi ekonomi, itu menandakan ekonomi tumbuh lebih pesat dibanding sebelumnya," katanya.

Menurut Yudhi, jika tidak ada perbaikan dalam penyerapan belanja pemerintah, maka pertumbuha ekonomi Indonesia bisa terkoreksi hingga di bawah level 6 persen. "Kalau lihat belanja sekarang dan jika nanti BI Rate naik ke level yang tinggi lagi, ada peluang ekonominya turun di bawah 6 persen," kata Yudhi.

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia akhirnya menaikkan suku bunga acuan (BI rate) 50 basis poin ke level 6,5 persen. Kebijakan ini untuk menghadapi inflasi yang meningkat paska kenaikan BBM bersubsidi. Selain menaikkan BI rate, Dewan Gubernur juga memutuskan untuk menaikkan suku bunga Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FasBI) ke level 4,75 persen.

ANGGA SUKMA WIJAYA

Topik terhangat:
Karya Penemu Muda
Bursa Capres 2014 Ribut Kabut Asap Tarif Progresif KRL Bencana Aceh

Berita lain:

Muatan Porno di Buku SD, Sanksi ke Penerbit Lemah

Kepolisian Lembaga Terkorup, Polri Menjawab

Inilah Pesawat Teraman dan Paling Bahaya di Dunia

Cicil Denda, Susno Duadji Jual Rumah Mewah

Pelajaran 'Porno' Anak Gembala dan Induk Srigala

Berita terkait

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

2 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

3 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

6 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

6 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

7 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

7 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

7 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

11 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

12 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

12 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya