TEMPO.CO, JakartaProyek-proyek gas bumi akan mendominasi sektor hulu migas beberapa tahun ke depan. Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) R. Priyono mengatakan 90 persen rencana andalah hulu migas adalah pengembangan gas bumi. "Mengingat harganya ekonomis, maka lapangan ini dapat dikembangkan," kata Priyono dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu, 17 Oktober 2012.
Priyono mengatakan hal ini juga sejalan dengan rencana pembaruan energi Indonesia yang ke depan akan lebih mengoptimalkan penggunaan gas bumi. Proyek-proyek besar ini misalnya Lapangan Terang Sirasun di Jawa Timur yang memproduksi gas 300 MMSCFD dan Lapangan Peciko 7 B di Kalimantan Timur yang memproduksi 220 MMSCFD pada 2012.
Pada 2013 akan ada South Mahakam di Kalimantan Timur yang akan memproduksi 202 MMSCFD. Pada 2014 Lapangan Madura diharapkan memproduksi 100 MMSCFD dan Lapangan Kepodang akan menghasilkan 116 MMSCFD.
Pada 2012, produksi gas bumi diperkirakan turun sedikit dari 8.415 MMSCFD menjadi 8.412 MMSCFD. Namun produksi diperkirakan akan kembali meningkat pada 2013 menjadi 8.690 MMSCFD.
Rata-rata produksi gas saat ini 8.332 MMSCFD dan diperkirakan rata-rata produksi sepanjang 2012 hanya mencapai 8.412 MMSCFD. Angka ini masih di bawah revisi work plan and budget Kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang ditargetkan 8.523 MMSCFD.
Untuk mendorong peningkatan produksi, investasi di bidang migas juga terus ditingkatkan. BP Migas mencatat realisasi investasi di sektor minyak dan gas bumi hingga akhir September 2012 sebesar US$ 11,3 miliar. BP Migas memperkirakan total investasi di sektor hulu migas tahun ini akan menembus US$ 15,07 miliar.
Saat ini rata-rata produksi minyak dan gas Indonesia 2,35 juta barel setara minyak per hari. Pada akhir 2012 rata-rata produksi diperkirakan akan mencapai 2,36 juta barel setara minyak per hari. Pada 2013, produksi ditargetkan meningkat menjadi 2,45 juta barel setara minyak per hari.
BERNADETTE CHRISTINA
-
Berita terkait
Tekan Harga, BPH Migas Tak Masalah Tarif Iuran Gas Pipa Dihapus
18 Februari 2020
BPH Migas menyatakan siap bila tarif iuran gas pipa dihapus untuk menekan harga gas industri.
Baca SelengkapnyaRevisi Skema Gross Split, Arcandra Tahar Jelaskan Insentif Baru
8 September 2017
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mensosialisasikan regulasi baru tentang skema bagi hasil kotor (gross split) minyak dan gas bumi.
Baca SelengkapnyaMenteri Jonan Heran dengan Tarif Tol Pipa Gas
3 Mei 2017
Menurut Jonan, distribusi gas seharusnya seperti jalan tol bagi kendaraan bermotor, yang tarifnya tetap setiap mobilnya.
Baca SelengkapnyaPemerintah Beri Sinyal Hapus Pajak Migas
1 November 2016
Pemerintah membuka opsi untuk menghapuskan pajak kegiatan hulu minyak dan gas, guna menekan harga gas untuk industri.
Baca SelengkapnyaSKK Migas Keberatan atas Pemangkasan Cost Recovery
20 Oktober 2016
Amien menyebutkan, jika cost recovery dipotong, itu sama saja dengan memotong investasi yang bisa berdampak buruk.
Baca SelengkapnyaMenteri Darmin: Sektor Migas Harus Jadi Industri Prioritas
25 Mei 2016
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah akan berupaya memberikan perhatian pada sektor migas.
Baca SelengkapnyaSKK Migas: Jatah Gas Pasar Domestik Tak Terserap
2 November 2015
SKK Migas menyatakan masih banyak alokasi gas untuk pasar domestik yang tidak terserap.
Baca SelengkapnyaPerumusan Perpres Tata Kelola Gas Masih Alot
23 Oktober 2015
Badan penyangga hanya bertugas mengumpulkan gas dari semua
lapangan untuk kebutuhan domestik.
SKK Migas Akan Potong Rantai Perizinan Investor Migas
30 September 2015
SKK Migas akan memangkas panjangnya rantai perizinan bagi KKKS atau investor Migas yang masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaPetrolium Fund Sebaiknya Tidak Untuk BBM
18 September 2015
Petrolium fund harus digunakan untuk kegiatan produktif.
Baca Selengkapnya