Saham Grup Bakrie Banyak Diburu Spekulan

Reporter

Jumat, 14 September 2012 22:22 WIB

BUMI Resources

TEMPO.CO, Jakarta-Analis dari MNC Securities Edwin Sebayang menilai, investor yang mengkoleksi saham Grup Bakrie hanya bertujuan untuk spekulasi. Saham kelompok Bakrie ini tidak layak untuk dikoleksi karena tidak prospektif. “Mereka hanya spekulasi. Bisa saja pada pembukaan pagi hari sahamnya dibeli tetapi sore hari sudah dijual kembali,” katanya kepada Tempo, kemarin.


Perusahaan kelompok Bakrie saat ini tengah dililit persoalan utang. Ia mencontohkan kinerja PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang mencatat kerugian US$ 322 juta. Ia menuturkan Bumi kini hanya memiliki dana kas US$ 121,8 juta. Jumlah itu tidak mampu untuk menutupi cicilan pokok, termasuk utang. “Apalagi penjualan batu bara diperkirakan stagnan hingga akhir tahun, sehingga akan mempengaruhi pendapatan perusahaan,” Edwin mengatakan.


Ia menambahkan berinvestasi di perusahaan yang asetnya tidak sehat seperti itu, tidak bisa diharapkan. “Investor cenderung menanamkan sahamnya.” Menumpuknya utang Bumi, menurutnya, tentu akan mempengaruhi pandangan investor terhadap kinerja keseluruhan emiten milik Grup Bakrie.


Ia menuturkan solusi yang tepat adalah dengan menambah stok utang perusahaan dan menjual aset-asetnya. Namun Edwin menilai hal tersebut pun berat bagi perusahaan. "Harus ada collateral atau jaminan yang mampu meyakinkan perbankan untuk mau memberikan pinjaman," ucapnya.

Mengenai penjualan aset, ia mengatakan dibutuhkan mekanisme yang tepat untuk meyakinkan para investor. "Investor lokal saja belum tentu berminat, apalagi asing," Edwin menjelaskan.

Namun analis dari Indosurya Asset Management, Reza Priyambada memperkirakan masih ada peluang bagi Grup Bakrie untuk meyakinkan para investor. "Walaupun kini keuangannya sangat rugi, pada tahun-tahun sebelumnya, emiten Grup Bakrie memiliki reputasi yang baik," katanya kepada Tempo.

Ia menambahkan, faktor kepemilikan juga mempengaruhi investor untuk menanamkan sahamnya. Hal itu akan berpengaruh bagi perusahaan jika ingin mendapatkan pinjaman perbankan. "Masak perusahaan sekelas grup Bakrie tidak bisa melobi perbankan," ia mengatakan.

Senada dengan Edwin, ia memperkiraan saham Grup Bakrie lebih banyak diburu kalangan spekulan. "Diperkirakan peminatnya masih cukup banyak, sekalipun hanya untuk jangka waktu pendek."

Ia menambahkan, pergerakan saham itu tergantung sentimen. Saat pembukaan, saham mungkin diminati, tapi bisa ada sentimen negatif, investor menjual kembali sahamnya di penutupan perdagangan. "Saham Grup Bakrie dibenci tetapi juga dinanti."


Pada penutupan perdagangan kemarin, saham sejumlah Grup Bakrie mengalami penguatan karena pengaruh melonjaknya harga komoditas di pasar global. Beberapa emiten kelompok Bakrie yang bergerak di sektor komoditas naik signifikan. Dimotori Bumi Resources (BUMI) yang naik 10,5 persen ke Rp 840 per lembar dan Bumi Resources Mineral (BRMS) naik 22,45 persen ke Rp 600 per lembar.

Kemudian PT Energi Mega Persada (ENRG) naik 2,2 persen ke Rp 93 per lembar, serta Bakrie Sumatera Plantation (UNSP) naik 3 persen ke Rp 135 per lembar. Sementara Berau Coal (BRAU) stagnan di Rp 50 per lembar. Saham Bakrieland Development (ELTY) turut terdongkrak dengan naik 3,9 persen ke Rp 53 per lembar saham.



Advertising
Advertising

SATWIKA MOVEMENTI| SETIAWAN



Berita terkait

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

9 jam lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

9 hari lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

18 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

23 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

55 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya