Bagian dari Strategi, Obligasi Global Hanya Terbit Satu Seri

Reporter

Editor

Rabu, 13 Januari 2010 18:24 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah memutuskan hanya menerbitkan obligasi berdenominasi dolar Amerika Serikat (obligasi global) dalam satu seri. Sebelumnya pemerintah berencana menerbitkannya dalam dua seri. Hal itu merupakan bagian dari strategi untuk menekan imbal hasil dan tingkat kupon obligasi global.

"Hanya terbit satu seri agar permintaan terkonsentrasi pada satu seri," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto saat ditemui di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat RI, Senayan, Jakarta, Rabu (13/1).

Strategi kedua, dia melanjutkan, pemerintah menetapkan strata untuk menekan imbal hasil. Dan strategi ketiga, pemerintah menerbitkan obligasi di saat ekonomi dunia mulai bergairah (bullish).

Kemarin pemerintah menerbitkan obligasi global senilai US$ 2 miliar dari rencana awal US$ 4 miliar. Kendati hanya menerbitkan obligasi global dalam satu seri, Rahmat mengatakan, pemerintah tetap berencana menerbitkan obligasi sukuk global dan obligasi berdenominasi yen (Samurai Bond).

Menanggapi tingginya harga obligasi global daripada obligasi Filipina, dia menjelaskan justru harga obligasi Indonesia lebih murah dari Filipina. "Harus dilihat ukurannya," kata Rahmat.

Sejak penerbitan obligasi pada 10 tahun lalu, imbal hasil obligasi Indonesia jauh membaik pada 6 persen. Sementara besaran imbal hasil sebelumnya mencapai 6,85 persen.

Saat ini Indonesia merupakan salah satu penerbit obligasi di pasar international dengan kinerja terbaik pada instrumen pasar sekunder. "Kinerjanya masih lebih baik daripada obligasi Filipina di pasar sekunder," ucapnya. Penyebabnya, kepercayaan investor asing sangat tinggi dan menguatnya nilai tukar rupiah.

Di masa lalu, imbal hasil Filipina lebih baik karena tingginya dana valuta asing yang dikirimkan tenaga kerja negeri itu di luar negeri. Selain itu, komposisi pembeli obligasi Filipina sekitar 40-50 persen adalah bank lokal, sementara Indonesia hanya 5 persen.

RIEKA RAHADIANA

Berita terkait

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

2 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

2 hari lalu

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

Menteri Keuangan Israel menyerukan penghancuran total Kota Rafah, Deir al-Balah, dan Khan Younis di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

4 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

7 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

7 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

7 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

7 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

8 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya