Terkini Bisnis: Nasib Piutang Kreditur Garuda, Viral Super Air Jet Batal Terbang

Minggu, 19 Juni 2022 18:05 WIB

Pramugari maskapai Super Air Jet saat memberikan penjelasan kepada penumpang di dalam pesawat rute Samarinda-Surabaya, Jumat, 22 April 2022. (TEMPO/Sapri Maulana)

TEMPO.CO, Jakarta - Sederet isu mewarnai pemberitaan di kanal ekonomi dan bisnis pada Ahad, 19 Juni 2022. Berita pertama yang paling menyita perhatian pembaca adalah viralnya sebuah video yang menunjukkan penumpang pesawat Super Air Jet diminta turun.

Pesawat batal lepas landas karena lampu indikator menyala. Berita kedua tentang nasib kreditur Garuda Indonesia yang tak mendaftar PKPU, seperti Boeing. Berikut ini empat berita terkini ekonomi dan bisnis.

1. Viral Penumpang Diminta Turun dari Pesawat, Super Air Jet Jelaskan Penyebabnya

Rekaman video yang menggambarkan sejumlah penumpang protes karena diminta turun dari pesawat viral di media sosial. Rekaman itu diambil dari kursi penumpang di dalam maskapai Super Air Jet.

Dalam video 22 detik yang tersebar di media sosial, puluhan penumpang pesawat Super Air Jet IU-319 rute Yogyakarta Tujuan Jakarta terlihat bingung ketika mereka yang sudah duduk tiba-tiba diminta untuk turun.

Advertising
Advertising

"Jadi kita turun semua ya?" kata seorang penumpang dalam video itu.

Dalam video tersebut juga terlihat seorang pria yang berteriak memanggil kapten (pilot). Dengan kecewa, para penumpang akhirnya turun dari pesawat tersebut.

Baca selengkapnya di sini.

<!--more-->

2. Tidak Daftar PKPU Garuda, Bagaimana Nasib Piutang Boeing dan Kreditur Lain?

Analis dan praktisi hukum restrukturisasi utang dari Kantor Frans & Setiawan, Hendra Setiawan Boen, mengatakan satu-satunya upaya yang bisa ditempuh para kreditur PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. yang tidak mendaftar voting penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) adalah melalui pengadilan negeri atau arbitrase.

“Ini sesuai dengan pilihan penyelesaian sengketa di dalam perjanjian,” kata Hendra Setiawan Boen saat dihubungi Tempo, Ahad, 19 Juni 2022.

Opsi tunggal tersebut muncul karena emiten berkode saham GIAA itu menawarkan klausula perdamaian yang mengikat kreditur untuk mendaftarkan PKPU selama 30 hari sejak homologasi. Klausula itu tertuang dalam proposal perdamaian.

Menurut Boen, klausula tersebut sebenarnya tidak memiliki dasar hukum dan melanggar hak. Sebab menurut Pasal 1967 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, masa kedaluwarsa atau penghapusan hak tagih adalah 30 tahun.

Baca selengkapnya di sini.

<!--more-->

3. Luhut Kunjungi Arab Saudi dan UEA, Kantongi Investasi untuk IKN?
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berkunjung ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab bersama Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya. Kunjungan itu untuk mempersiapkan lawatan Presiden Joko Widodo alias Jokowi ke Timur Tengah.

Luhut mengatakan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman atau MBS ingin berinvestasi di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Selain itu, Arab Saudi akan terlibat dalam program restorasi dan konservasi mangrove di Tanah Air.

“MBS juga menitipkan pesan kepada kami bahwa beliau berencana akan masuk dalam proyek Ibu Kota Negara Baru dan juga program restorasi dan konservasi Mangrove di Indonesia,” kata Luhut dalam keterangan foto Instagram yang ia unggah pada Ahad, 19 Juni 2022.

Pangeran MBS, kata Luhut, menyampaikan kunjungan Jokowi ke Arab Saudi akan menjadi agenda "high profile". Selain membahas rencana persamuhan kedua negara dan rencana investasi, rombongan delegasi dari Indonesia pun merembuk soal penambahan kuota haji.

Baca selengkapnya di sini.
<!--more-->

4. Pengusaha Ungkap Dampak Kenaikan Harga Pangan ke Bisnis Hotel dan Restoran

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Haryadi Sukamdani mengungkapkan dampak kenaikan harga pangan terhadap bisnis turunan sektor pariwisata. Dia menyebut kenaikan itu menjadi kendala bagi pemulihan industri hotel dan restoran.

"Soal bahan baku, kenaikan harganya jadi kendala," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Ahad 19 Juni 2022.

Haryadi mencontohkan harga minyak goreng dan gandum yang melonjak belakangan ini. Kedua komoditas itu merupakan bahan baku utama untuk catering hotel dan menu-menu di restoran.

Walau harga bahan baku terkerek, Haryadi mengatakan pelaku usaha tidak bisa serta-merta menaikkan harga produk makanan maupun sewa kamar. Sebab, daya beli masyarakat belum terlampau pulih setelah pandemi Covid-19.

Walhasil, pengusaha terpaksa mengurangi keuntungan. "Kan kami enggak bisa juga naikkan harga dengan serta-merta. Kita lihat dari kemampuan masyarakatnya, sekarang masih recovery," kata Haryadi.

Adapun secara keseluruhan, kondisi bisnis hotel dan restoran sudah mulai menunjukkan gejala pemulihan meski belum sempurna. Jika dibandingkan dengan kondisi pada 2019, kata dia, rata-rata okupansi hotel telah mencapai 60 persen pada semester I 2022.

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: PHRI: Pemulihan Okupansi Hotel di Batam dan Bintan Lebih Cepat Ketimbang Bali

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

1 hari lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

3 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

4 hari lalu

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

Foto Prabowo dan Gibran akan segera terpajang di berbagai kantor, lembaga dan instansi

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

4 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

5 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa utang rafaksi minyak goreng akan segera dibayarkan.

Baca Selengkapnya

Luhut Temui Perdana Menteri Singapura, Buka Peluang Kerja Sama Baru

5 hari lalu

Luhut Temui Perdana Menteri Singapura, Buka Peluang Kerja Sama Baru

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menemui Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong.

Baca Selengkapnya

Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

6 hari lalu

Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

Indonesia kembali menggandeng Cina di proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Jangan sampai menggunakan APBN lagi seperti kereta cepat Jakarta-Bandung.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

6 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Luhut: Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Insentif untuk Apple

6 hari lalu

Luhut: Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Insentif untuk Apple

Luhut mengatakan Indonesia dan Cina telah sepakat untuk membentuk tim penggarapan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya

Baca Selengkapnya

Luhut Siapkan Insentif untuk Investasi Apple, Ingin Tiru Thailand dan India

10 hari lalu

Luhut Siapkan Insentif untuk Investasi Apple, Ingin Tiru Thailand dan India

Apple sudah berencana memproduksi iPhone di India dan MacBook di Thailand, guna melepas ketergantungan terhadap manufaktur Tiongkok.

Baca Selengkapnya