TEMPO.CO, Jakarta - PT Timah (Persero) Tbk menyasar lini bisnis di luar sektor pertambangan. Sektor properti dipilih untuk mendorong kinerja keuangan perseroan tahun ini. Direktur Keuangan PT Timah Emil Ermindra mengatakan perseroan akan membangun properti di lahan milik sendiri seluas 176 hektar di kawasan Bekasi Timur, Jawa Barat.
Perseroan telah membentuk anak usaha bernama Timah Karya Properti Persada untuk menjalankan bisnis tersebut. "Untuk tahun ini, kami bangun15 hektare dulu," kata dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa, 8 Agustus 2017. Timah Karya Properti Persada akan membangun tiga kluster rumah tapak dengan total 670 unit di zona Ayodya.
Sekretaris Perusahaan PT Timah Nur Adi Kuncoro menuturkan perusahaan tersebut ditargetkan mampu menjual sekitar 300 unit hingga akhir tahun. Total transaksi dari unit tersebut senilai Rp 200 miliar.
Dana tersebut akan digunakan untuk mendongkrak pendapatan perseroan. PT TIMAH menargetkan pendapatan tahun ini meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 6,97 triliun pada 2016.
Hingga kuartal I 2017, emiten berkode TINS itu membukukan pendapatan sebesar Rp 2,05 triliun. Nilainya naik 57,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Emil mengatakan kenaikan pendapatan didorong naiknya harga rata-rata komoditas yaitu di kisaran Rp 19-21 ribu. Sementara laba yang diperoleh mencapai Rp 65,86 miliar.
Selain merambah lini bisnis baru, PT Timah juga berencana melakukan aksi korporasi berupa penerbitan obligasi. Surat utang itu ditargetkan terbit tertahap mulai tahun ini hingga 2019 dengan nilai Rp 1,5 miliar.
Menurut Emil, obligasi akan diluncurkan pada September. Perseroan telah menyiapkan lima underwriter. Empat di antaranya berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sementara satu lainnya merupakan pihak asing.
Dana dari obligasi sepenuhnya akan disalurkan untuk investasi demi meningkatkan kapasitas produksi perusahaan. Perusahaan telah menganggarkan belanja modal sebesar Rp 140 miliar untuk meningkatkan kinerja operasi.
Di kuartal I 2017, TINS memproduksi bijih sebanyak 7.675 ton. Angkanya meningkat 125,37 persen dibandingkan kuartal I 2016. Menurut Emil, kenaikan produksi dipicu rekondisi dan replacement serta pembesaran kapasitas fsn penguatan sarana pendukung produksi. TINS tercatat mengalami peningkatan penjualan logam timah sebesar 6.963 mton pada kuartal pertama tahun ini.
VINDRY FLORENTIN