TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan meminta moda transportasi massal berbasis bus atau bus rapid transit (BRT) dapat melayani rute terminal-stasiun kereta api-pelabuhan di Semarang guna memudahkan para pemudik.
Baca: Semarang Dinilai Tak Mampu Kelola Angkutan Umum
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan BRT dapat menjadi solusi untuk mengantisipasi kurangnya angkutan umum pelat kuning di Semarang, khususnya di titik-titik strategis. “Dari Semarang ke selatan harus ada BRT," katanya hari ini, Jumat, 30 Juni 2017.
Budi juga ingin lintasan BRT dibuat dari terminal ke stasiun dan pelabuhan. Sebab begitu sampai Pelabuhan Tanjung Emas, pemudik tidak bisa dilayani dengan angkutan umum pelat kuning. Angkutan yang beroperasi di pelabuhan justru mobil pelat hitam yang mematok tarif lebih mahal.
Menteri Perhubungan berharap konsep antarmoda dapat dijalankan seiring dengan beroperasinya BRT. Adapun BRT diperkirakan mulai beroperasi di Semarang pada 7 Juli 2017 dengan jumlah armada mencapai 18 unit bus.
Baca: DPRD Kota Semarang Temukan Bus Bantuan Pemerintah Disewakan
Sejalan dengan itu, Budi mengimbau agar para pemudik tidak naik bus yang tidak berstiker lolos uji kelaikan karena tidak menjamin keselamatan para pemudik.
BISNIS.COM