TEMPO.CO, Jakarta -Perusahaan pengelola dana pensiun PT Taspen (Persero) melakukan inovasi investasi dan layanan pada 2017 dengan menitikberatkan pada penempatan portofolio yang memberikan imbal hasil (yield) lebih baik dengan pengelolaan risiko yang lebih terukur.
Direktur Utama Taspen Iqbal Latanro mengatakan, mereka akan mengurangi porsi penempatan dana mereka di deposito bank. “Kami akan mengurangi porsi penempatan dana di deposito bank seiring dengan semakin menurunnya tingkat bunga,” kata Iqbal dalam pesan tertulisnya Senin, 1 Mei 2017.
Selanjutnya, dana yang semula di deposito sekitar 25 persen dari total portofolio akan diredistribusi ke surat utang negara (SUN) dan reksadana, sehingga porsinya hanya sekitar 15 persen. Dengan demikian penempatan pada SUN dan reksadana meningkat 10 persen yang bersumber dari pengalihan di deposito.
Baca: BEI Catat Total Emisi Obligasi Capai Rp1,56 Triliun
Selain redistribusi portofolio, perusahaan sedang menyelesaikan valuasi dan finalisasi untuk membangun tower Menara Taspen yang sebelumnya bernama gedung Artha Loka. Rencana pembangunan tersebut seiring dengan selesainya masalah hukum status properti tersebut dan kini sertifikatnya diterbitkan atas nama PT Taspen. “Kami akan membangun gedung office building (perkantoran) di lokasi yang sangat strategis ini,” kata Iqbal.
Menurut Iqbal, pembangunan tower tersebut merupakan salah satu strategi untuk mengoptimalkan aset yang dimiliki perseroaan, sehingga bisa memberikan tambahan pendapatan yang signifikan. Berdasarkan valuasi sementara, properti yang terletak di pusat Jalan Sudirman Jakarta itu nilainya sekitar 2,3 triliun rupiah yang terdiri dari gedung sekitar 99 miliar rupiah dan tanah senilai 2,2 triliun rupiah.
Beberapa waktu lalu, Iqbal pernah menyampaikan untuk membangun gedung pencakar langit setinggi 400 meter dari permukaan tanah, dengan gedung terdiri dari 50 lantai di sebelah menara Kota BNI, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
Direktur Investasi PT Taspen Iman Firmansyah menambahkan, ketertarikan taspen untuk berinvestasi ke sektor infrastruktur karena potensi keuntungannya cukup besar. Sebab itu, pihaknya akan menambah total investasi di infrastruktur dari dua persen atau sekitar Rp 1,9 triliun menjadi 4 persen atau sekitar Rp 4 triliun pada akhir 2017.
Menurut Iman, investasi langsung di sektor infrastruktur telah diatur dan diperbolehkan oleh regulasi pengelolaan dana pensiun. “Sesuai dengan aturannya, kami diperkenankan bisa investasi langsung maksimum 10 persen,” katanya.
Sebagai informasi, Taspen tercatat memiliki dana kelolaan sebanyak Rp 170 triliun. Dana tersebut terdiri dari dana pensiun sebesar Rp 95 triliun, dan Rp 75 triliun tabungan hari tua.
DESTRIANITA