TEMPO.CO, Kuta - Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan Galeri Investasi ke-250 yang berlokasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Denpasar, Bali. Kini Galeri Investasi telah tersebar di 240 universitas di Indonesia.
Direktur Utama BEI, Tito Sulistio, mengatakan Galeri Investasi adalah sarana pengenalan pasar modal sejak dini kepada dunia akademis. Galeri dibangun atas kerja sama antara BEI, perguruan tinggi dan perusahaan Anggota Bursa (AB). "Diharapkan civitas akademika tidak hanya mengenal pasar modal dari sisi teori saja akan tetapi dapat langsung melakukan prakteknya," kata dia di Universitas Udayana, Bali, Jumat, 10 Maret 2017.
Baca Juga:
Baca : 9 Anak Perusahaan BUMN Akan Masuk Bursa Tahun Ini
Galeri Investasi menyediakan semua publikasi dan bahan cetakan mengenai pasar modal yang diterbitkan oleh BEI, termasuk peraturan dan Undang-Undang Pasar Modal. Civitas akademika dapat memanfaatkan informasi dan data tersebut untuk tujuan akademik dan penelitian. Bahan juga bisa digunakan sebagai referensi dalam pengambilan keputusan saat melakukan transaksi jual dan beli efek.
Tito berharap kehadiran galeri dapat menyebarkan informasi mengenai pasar modal lebih tepat sasaran. Tak hanya akademisi, ia mengatakan sosialisasi juga bisa dimanfaatkan praktisi ekonomi, investor, pengamat pasar modal maupun masyarakat umum di daerah.
Baca : Kekayaan Masyarakat dari Pasar Modal Bertambah Rp 215 Triliun
Tito mengatakan BEI telah meresmikan 10 Galeri Investasi tahun ini. Saat ini terdapat tujuh galeri di Bali. Lima di antaranya berada di Denpasar.
Menurut dia, telah ada 15 Anggota Bursa yang membuka cabang di Bali. Jumlah investor di Bali sebanyak 8.617 single investor identification (SID) yang memiliki 10.290 sub rekening efek. Jumlah investor terbanyak di Bali berada di Denpasar dengan jumlah 5.075 SID, Badung 1.396 SID dan Gianyar 530 SID.
VINDRY FLORENTIN