TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif untuk tahun ini. Menurut dia, dari sisi ekspor, ia melihat pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN masih memberikan sinyal positif sebagai destinasi ekspor.
Negara-negara ASEAN, yakni Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Brunei Darussalam, masih menjadi pasar yang menjanjikan. “Jadi sesama ASEAN sendiri adalah positif, cukup tinggi. Kami berharap tentunya momentum dari destinasi market, apakah itu di Asia, India, RRC, Jepang, itu juga memiliki positif momentum,” kata Sri Mulyani di Hotel Ritz-Carlton, SCBD, Jakarta Selatan, Selasa, 7 Februari 2017.
Baca: Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI 2017 Tumbuh Positif
Meski demikian, untuk faktor eksternal dari negara lainnya, seperti Amerika dan Eropa, Sri Mulyani melihat masih memiliki dinamika politik. Namun ia berharap, pada 2017 secara keseluruhan—tak hanya kuartal I—momentum positif tetap terjaga. “Saya berharap tentunya faktor eksternal dari sisi demand dari external side, ekspor akan terjaga momentumnya dan tidak terganggu oleh dinamika politik,” ucapnya.
Menurut Sri Mulyani, beberapa sektor ekspor sudah mencatat pertumbuhan positif, termasuk sektor pertambangan, yang perlahan mulai bangkit. Yang perlu dicatat, kata dia, adalah sektor pertanian. “Moga-moga tak hanya kombinasi dari iklim yang baik tetapi juga adalah hasil kerja dari pemerintah untuk menjaga produksi pangan seperti yang ditekankan oleh bapak presiden untuk 2017 ini juga kontinyu untuk terjaga,” ucapnya.
Baca: Sri Mulyani Optimistis Investasi Tahun Ini Lebih Baik
Adapun sektor sekunder, seperti manufaktur, menurut dia, masih stabil. Namun hal itu masih mendapat sokongan dari sektor-sektor services, yang selama ini selalu menduduki peringkat yang paling tinggi dalam level pertumbuhannya. “Apakah dari sisi finansial, atau komunikasi, yang merupakan faktor-faktor, yang mana pemerintah investasinya juga banyak, dan minat dari para investor masih cukup tinggi di bidang itu,” tuturnya.
“Kalau ekonomi Indonesia bisa lebih lebar dari sisi fondasinya, kita mampu untuk membangun Indonesia yang lebih berdaya tahan. Ini adalah tema besar kita dalam menggunakan instrumen fiskal dan instrumen kebijakan,” ucapnya.
DESTRIANITA