TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian beserta Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) akan menyelenggarakan event Pekan Nasional (Penas) Petani Nelayan ke-15.
Rencananya, acara ini akan digelar pada 6-11 Mei 2017 di Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh, Desa Lhong Raya, Kecamatan Banda Raya, Banda Aceh.
Menurut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, acara ini diselenggarakan untuk meningkatkan motivasi dan gairah para petani dan nelayan serta masyarakat pelaku agribisnis dalam membangun sistem dan meningkatkan daya saing yang berkelanjutan. Caranya, melalui kemitraan yang saling menguntungkan.
"Penas 2017 di Aceh kita jadikan momentum untuk pertanian Indonesia dan bila perlu, tahun ini, kita mencetak sejarah baru untuk pangan Indonesia. Diharapkan dalam dua tahun kita sukses mencapai target," kata Amran dalam pidatonya di Kementerian Pertanian, Kamis, 2 Februari 2017.
Penas Petani Nelayan merupakan metode penyuluhan akbar yang digagas para tokoh tani dan nelayan sejak 1971. Forum ini merupakan sarana pertemuan petani nelayan dan petani hutan untuk saling belajar-mengajar, bertukar informasi, pengalaman serta pengembangan kemitraan dan jejaring kerja sama antara para petani nelayan dan petani hutan , peneliti, penyuluh, serta pihak swasta dan pemerintah.
Sarana ini diharapkan dapat membangkitkan semangat dan tanggung jawab serta kemandirian mereka sebagai pelaku pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan.
Rencananya, Penas XV 2017 akan diresmikan Presiden Joko Widodo dan dihadiri sekitar 35 ribu orang peserta yang terdiri dari perwakilan petani, penyuluh, peneliti, dan para pemangku kepentingan lain.
Rangkaian acara yang akan berlangsung selama kegiatan ini, antara lain Rembug Madya dan Rembug Utama, Temu Profesi, Temu Sukses Petani dan Penyuluh, serta Temu Petani ASEAN dan Mitra sehingga ajang ini dapat digunakan untuk mengembangkan kemitraan dan membuka perdagangan produk pertanian di antara petani ASEAN. Selain itu, ada expo, promosi, dan pasar lelang hasil pertanian, dan lain-lain.
Karena itu, Amran mengharapkan seluruh petani-nelayan serta organisasi petani, seperti Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Persatuan Petani Nelayan Sejahtera Indonesia (PPNSI), Serikat Petani Indonesia (SPI), Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), dan organisasi petani lainnya dapat memanfaatkan forum ini untuk mengembangkan kemitraan agribisnis yang berdaya saing. Sekaligus mereka juga dapat menyampaikan aspirasi kepada pemerintah yang terkait dengan pengembangan agribisnis di perdesaan.
DESTRIANITA