TEMPO.CO, Jakarta - President dan General Manager Total E&P Indonesia (Tepi) Arividya Noviyanto mengatakan transisi Blok Mahakam menjadi prioritasnya. Tahun ini, Blok Mahakam mengalami masa transisi operator dari Total Indonesia kepada PT Pertamina (Persero). "Kami prioritas saat ini, transisi berjalan lancar," ucap Arividya saat ditemui di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta Pusat, Rabu, 1 Februari 2017.
Sekitar pukul 10.00 WIB, Arividya bertemu dengan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Dia keluar sekitar satu jam kemudian. "Kami cuma mau update saja," ujarnya. Salah satu update yang dibicarakan, tutur Arividya, soal transisi dengan Pertamina yang sudah mulai proses pengeboran atau drilling. Adapun kegiatan pengeboran baru akan dilakukan Maret mendatang.
Baca: Pemerintah Diminta Ubah Aturan Biaya Investasi Migas
Kemudian soal sumur, pada Maret nanti, Total Indonesia hanya akan mengelola enam sumur dan Pertamina mulai mengelola 19 sumur. "Jadi sebenarnya tidak ada yang baru sih, hanya meng-update progres saja," katanya.
Mengenai ajakan Pertamina untuk tetap ikut mengelola Blok Mahakam dengan pembagian 30 persen saham bersama Inpex Corporation, Arividya mengaku hal tersebut belum dibicarakan lebih lanjut. "Kalau transisi ini berjalan lancar, baru kami masuk diskusi ke sana," ucapnya.
Arividya berujar, saat ini, proses transisi lebih penting. Dia beralasan, proses transisi ini berhubungan dengan produksi di blok tersebut. "Supaya produksi Mahakam tidak anjlok."
Baca: Pembebasan Lahan Belum Rampung, Pendanaan Kereta Cepat Seret
Dia menuturkan belum memulai pembicaraan dengan Inpex soal itu. Namun, jika pun setuju, dia merasa pembagian seharusnya 50 : 50 dengan Inpex. "Kami belum bicara saja."
DIKO OKTARA