TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla meresmikan jembatan layang (overpass) Pelangi Antapani di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Selasa, 24 Januari 2017.
Wakil Presiden selain meresmikan juga memberi nama Jembatan Layang Pelangi, karena dindingnya dihias mural warna warni. "Kemarin dilaporkan jalan layang sudah selesai di Bandung, di tengah kota lagi hanya Rp 30 miliar. Makanya saya ingin melihat langsung, kalau ini berhasil artinya harus dibuat di tempat lain," kata Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla didampingi Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Wagub Jawa Barat Deddy Miswar, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan sejumlah pejabat lainnya juga meninjau langsung jalan layang tersebut.
Jusuf Kalla mengatakan ke depan untuk pembangunan jalan layang lainnya juga harus diterapkan teknologi yang sama karena waktu yang diperlukan untuk pembangunan cukup singkat hanya enam bulan dan anggarannya bisa dipotong 30 persen dari yang konvensional.
Baca: Dolar AS Ambruk Akibat Kebijakan Proteksionis Donald Trump
"Ada perhitungan kalau membuat satu flyover membutuhkan Rp 100 miliar, tapi dengan teknologi ini anggaran lebih kecil hanya Rp 30 miliar. Jadi nanti harus pakai ini karena anggaran kita terbatas," ujar Jusuf Kalla.
Ia mengatakan adanya jembatan di perlintasan sebidang akan membuat kecepatan kereta bisa maksimal. Jusuf Kalla pernah berlibur ke Yogyakarta menggunakan kereta api namun memakan waktu tempuh yang cukup lama karena banyak sekali perlintasan sebidang di jalur kereta Jakarta-Yogyakarta.
"Jadi waktu tempuh bisa lebih cepat kalau tidak ada lagi perlintasan sebidang. Caranya dengan membangun jembatan-jembatan fly over diatas perlintasan sebidang," ujar Jusuf Kalla saat memberi sambutan.
Baca: Kementerian PUPR Bangun Jalan Pintas Bedugul-Buleleng
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan jembatan layang tersebut sengaja dihias mural abstrak warna warni agar lebih nyaman dan manusiawi.
"Kami bangga Bandung digunakan sebagai laboratorium inovasi. Mengenai nama kami mohon izin Pak Wapres untuk memberikan nama, kalau belum kami namai overpass pelangi karena warnanya warna warni," ujar wali kota yang akrab disapa Emil itu.
Jembatan tersebut terletak pada dua kecamatan yaitu Kecamatan Kiaracondong dan Batununggal, Bandung, Jawa Barat mulai dibangun pada 10 Juni 2016.
Jembatan layang Antapani merupakan proyek percontohan teknologi Corrugated Mortarbusa Pusjatan (CMP) yang baru pertama kali diterapkan di Indonesia.
Baja struktur yang digunakan pada jembatan layang Antapani berbentuk corrugated atau armco dengan tiga jumlah bentang. Panjang untuk bentang tengah 22 meter dengan tinggi ruang bebas vertikal 5,1 meter dan lebar bentang lainnya (u-turn) sembilan meter.
CMP adalah teknologi yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Balitbang Kementerian PUPR.
Teknologi ini merupakan pengembangan teknologi timbunan ringan mortar busa dengan struktur baja bergelombang.
Kelebihan CMP adalah masa konstruksi yang lebih cepat 50 persen, jika dibandingkan untuk konstruksi beton umumnya memakan waktu 12 bulan, sementara CMP hanya memerlukan enam bulan.
Kelebihan lainnya adalah bentangan konstruksi jembatan panjang lengkungannya dapat mencapai 36 meter sehingga mampu mengakomodir hingga delapan lajur kendaraan di bawah jembatan.
PRIMA MULIA | ANTARA