TEMPO.CO, Jakarta - OPEC akhirnya menyepakati pemangkasan produksi minyak untuk pertama kalinya sejak 2008. Kesepakatan pada Rabu, 30 November 2016, waktu setempat itu diambil setelah Arab Saudi menerima proposal pengurangan produksi minyaknya dan menarik tuntutannya kepada pesaing utamanya Iran untuk memangkas produksi.
Rusia, yang bukan anggota OPEC, akan turut memangkas produksi minyak untuk pertama kali dalam 15 tahun terakhir demi membantu OPEC menaikkan harga minyak.
Segera setelah kabar ini beredar, harga minyak patokan Brent naik 9 persen menjadi sekitar 50 dolar Amerika Serikat per barel. Setelah Riyadh berkompromi dengan Iran dan produsen minyak besar lain, Irak setuju memangkas output minyaknya.
"OPEC telah menyangkal para pengkritiknya bahwa mereka belum mati. Langkah mereka akan mempercepat penyeimbangan kembali pasar dan erosi banjir minyak global," kata pemerhati OPEC, Amrita Sen, dari lembaga konsultan Energy Aspects.
Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih berujar, menjelang pertemuan OPEC, negaranya siap menurunkan produksi minyaknya. "Saya kira ini hari yang baik bagi pasar minyak, ini hari yang baik bagi industri minyak, dan ini mestinya hari yang baik untuk perekonomian global. Saya kira ini akan memacu pertumbuhan ekonomi global," ucapnya kepada wartawan setelah menyampaikan keputusan Saudi itu.
OPEC memproduksi sepertiga minyak dunia atau sekitar 33,6 juta barel per hari. Kesepakatan ini akan mengurangi produksi minyak sampai 1,2 juta barel per hari mulai Januari 2017.
Arab Saudi akan menjadi pihak terbesar di OPEC yang memangkas produksinya. Negara ini memangkas produksinya dari 0,5 juta barel per hari menjadi 10,06 juta barel per hari. Sekutu-sekutunya di Teluk, yakni Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar, masing-masing akan memangkas produksi 0,3 juta barel per hari.
Irak, yang berkilah terus menaikkan kuota produksi minyaknya demi melawan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), secara mengejutkan sepakat mengurangi produksi minyaknya sampai 0,2 juta barel per hari.
Sebaliknya, Iran diperbolehkan agak menaikkan produksi minyaknya dari tingkat produksi Oktober. Ini adalah kemenangan bagi Iran, yang sejak lama mengiba bahwa pihaknya perlu menutupi hilangnya pangsa pasar akibat dikenai sanksi oleh Barat.
Reuters melaporkan, pertentangan antara Iran dan Saudi telah mendominasi pada banyak pertemuan OPEC sebelum ini. "Jika Anda telah bersepakat, itu keputusan besar. Anda menarik produksi besar minyak dari pasar, dan Anda mendapatkan dukungan dari Rusia," kata pemerhati OPEC dan pendiri lembaga konsultan energi, Gary Ross. Ross yakin harga minyak akan naik sampai 55 dolar Amerika per barel.
ANTARA