TEMPO.CO, Jakarta - Anak usaha Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk, pada semester I 2016 membukukan rugi bersih yang dibebankan kepada pemilik entitas induk US$ 30,81 juta atau meningkat 16,51 persen dari semester I 2015 sebesar US$ 27,10 juta. Kenaikan rugi bersih tersebut seiring dengan penjualan bersih emiten berkode saham ENRG itu, yang juga mengalami penurunan 16,33 persen.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perseroan di Bursa Efek Indonesia, pada Jumat, 28 Oktober 2016, ENRG membukukan penjualan US$ 270,31 juta pada paruh pertama 2016, atau menurun dibandingkan periode yang sama pada 2015 sebesar US$ 323,09 juta.
Meski demikian perseroan berhasil menurunkan beban pokok penjualan 26,27 persen dari US$ 301,45 juta menjadi US$ 222,23 juta. Namun karena harus menanggung beban keuangan, beban denda, dan kerugian penurunan nilai aset membuat perusahaan masih mencetak kerugian.
Dari sisi liabilitas dan ekuitas, hingga semester I 2016 perseroan membukukan kenaikan 0,19 persen menjadi US$ 1,52 triliun, dari semester I 2015 sebesar US$ 1,51 triliun.
Untuk liabilitas, perseroan masih memiliki tanggungan utang jangka pendek US$ 751,27 juta, dengan total pinjaman jangka panjang yang jatuh dalam waktu satu tahun sebesar US$ 100,86 juta. Adapun untuk total liabilitas jangka panjang sebesar US$ 441,2 juta. Sehingga total liabilitas US$ 1,19 triliun.
Dari sisi ekuitas, perseroan membukukan kenaikan 11,10 persen menjadi US$ 327,71 juta dari semester I 2015 sebesar US$ 368,37 juta.
DESTRIANITA