TEMPO.CO, Jakarta - Tren pertumbuhan penyaluran kredit perbankan yang belum ditarik nasabah sampai Agustus 2016 cenderung melambat. Penyebabnya ada dua kemungkinan yaitu, nasabah mulai menarik kredit atau permintaan kredit baru jelang akhir tahun ini cenderung sepi peminat.
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tren pertumbuhan kredit yang belum ditarik nasabah atau undisbursed loan secara industri perbankan sampai bulan kedelapan tahun ini sebesar 2,14 persen menjadi Rp 1.265 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu. Persentase pertumbuhan itu terhitung lebih rendah ketimbang periode 2014-2015 yang mencatatkan kenaikan 8,95 persen menjadi Rp 1.137 triliun.
Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk. Parwati Surjaudaja, mengatakan kenaikan kredit yang belum ditarik nasabah pada akhir tahun ini sebuah kewajaran dan menjadi tren. Hal itu disebabkan permintaan kredit pada akhir tahun tidak akan digunakan secara penuh.
“Kami perkirakan seharusnya tren kredit yang belum ditarik pada tiga bulan terakhir tahun ini berpotensi meningkat karena penggunaan kredit belum akan maksimal digunakan nasabah,” ujar Parwati kepada Bisnis, Senin, 24 Oktober 2016.
Sampai kuartal III tahun 2016, bank dengan kode emiten NISP itu mengaku pertumbuhan kredit yang belum ditarik nasabah menjadi sebesar 7 persen. Di sisi lain, PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk. optimistis permintaan kredit pada kuartal IV di 2016 akan tetap banyak. Kemudian, bank dengan kode emiten BBTN itu pun berusaha memaksimalkan permintaan kredit agar bisa langsung ditarik pada tahun ini juga.
Direktur Utama BTN, Maryono, mengatakan perseroan terus ekspansi kredit pada segmen kredit pemilikan rumah (KPR) maupun konstruksi pengembang properti. Potensi kredit yang belum ditarik memang selalu ada, tetapi khusus kredit modal kerja konstruksi fokus kepada pengembangan proyek yang sedang berjalan sehingga kredit diusahakan cepat dicairkan.
Lalu, untuk permintaan kredit baru, BTN melakukan komitmen dengan debitur terkait penarikan kredit bisa lebih cepat dicairkan. Jadi, kami perkirakan permintaan kredit baru tetap tinggi dengan tingkat penarikan juga maksimal,” ujar Maryono.
Sampai akhir Agustus 2016, BTN mencatatkan pertumbuhan kredit yang belum ditarik oleh nasabah sebesar 12,54 persen menjadi Rp 14,05 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.
Secara rinci sampai Agustus 2016, kelompok bank campuran mencatatkan kenaikan kredit yang belum ditarik nasabah sebesar 15,48 persen menjadi Rp 177,34 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu. Sedangkan kelompok bank swasta nondevisa mencatatkan penurunan kredit yang belum ditarik paling dalam sebesar 47,17 persen menjadi Rp 5,78 triliun dibandingkan dengan Agustus 2016.
Kemudian, kelompok bank persero mencatatkan kenaikan kredit yang belum ditarik sebesar 5,29 persen menjadi Rp 281,73 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu. Lalu, kelompok bank swasta nasional meraup kenaikan kredit yang belum ditarik sebesar 4,55 persen menjadi Rp 505,45 triliun.
Adapun, kredit yang belum ditarik dari kelompok bank pembangunan daerah turun 5,42 persen menjadi Rp 13,23 triliun, sedangkan kelompok bank asing mencatatkan penurunan 8,86 persen menjadi Rp 282,33 triliun.