TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan harga minyak mentah dunia terpantau melemah pada perdagangan hari ini, Kamis, 13 Oktober 2016, menyusul pernyataan OPEC bahwa produksi telah naik ke level tertinggi dalam setidaknya delapan tahun. Di sisi lain, terdapat laporan kenaikan persediaan minyak mentah Amerika Serikat.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak November melemah 0,78 persen atau 0,39 poin ke level US$ 49,79 per barel pada pukul 13.55 WIB setelah dibuka turun 0,36 persen di posisi 50.
Saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Desember melemah 0,62 persen atau 0,32 poin ke level US$ 51,49 setelah dibuka turun 0,41 persen atau 0,21 poin di posisi 51,60.
Menurut para pedagang, seperti dilansir Reuters hari ini, pasar minyak telah tertekan setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) melaporkan kenaikan produksi, meski para produsen minyak merencanakan pemangkasan produksi untuk menahan kelebihan suplai global.
“Minyak mentah secara terduga meresponnya dengan pelemahan Brent dan WTI,” ujar Jeffrey Halley, analis pasar senior OANDA di Singapura.
OPEC kemarin melaporkan kenaikan produksi minyaknya pada September 2016 ke level tertinggi dalam delapan tahun terakhir serta memprediksi pertumbuhan jumlah persediaan di negara-negara non-OPEC pada 2017, mengarah ke tingkat surplus yang lebih besar tahun depan.
American Petroleum Institute (API) juga melaporkan kenaikan persediaan minyak mentah Amerika Serikat sebesar 2,7 juta barel menjadi 470,9 juta barel sepanjang pekan hingga 7 Oktober 2016, kenaikan pertama setelah penurunan dalam lima pekan berturut-turut.
Di sisi lain, pergerakan dolar Amerika di kisaran level tertingginya dalam tujuh bulan akibat meningkatnya prospek kenaikan suku bunga Amerika telah turut membebani bursa minyak mentah.
US Dollar Index yang memantau pergerakan kurs dolar Amerika terhadap sejumlah mata uang utama terpantau turun tipis 0,004 poin ke posisi 97,962 pada pukul 13.57 WIB setelah kemarin ditutup menguat 0,28 persen atau 0,276 poin ke posisi 97,966.
BISNIS.COM