TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset NongHyup Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih lemah pada perdagangan hari ini. Support (batas atas) IHSG akan berada di level 5.280-5.301 resisten di level 5.405-5.451.
Reza menuturkan, pelaku pasar asing masih cenderung melakukan aksi jualnya dengan memanfaatkan setiap pelemahan yang ada. Namun tampaknya pelaku pasar lokal terlihat gusar dengan posisi IHSG. Ini lantaran IHSG dianggap masih tinggi sehingga mereka cenderung menjual.
“Kondisi ini tentunya berimbas pada terbentuknya tren pelemahan jangka pendek,” ujarnya melalui pesan singkat, Selasa, 16 Agustus 2016.
Akan tetapi, ia menambahkan, jika sentimen yang ada mampu positif, maka laju IHSG pun dapat berbalik arah menguat meski peluangnya masih tipis. Pengujian level support juga masih terjadi.
Mengawali pekan ini, pergerakan IHSG cenderung berada di zona merah. IHSG sempat berada di zona hijau meski akhirnya ditutup melemah -1,05 persen. Aksi jual yang masih berlanjut setelah merespon imbas negatif dari pelemahan pada bursa saham AS membuat IHSG terkena imbasnya.
Di sisi lain, Reza melanjutkan, GDP (Gross Domestic Product) Jepang yang tidak bertumbuh alias 0 persen pada triwulan II 2016 Q2-16 turut berkontribusi terhadap pelemahan IHSG secara tidak langsung.
Dari sisi domestik, dirilisnya Neraca Perdagangan Indonesia yang surplus US$ 590 juta belum mampu menahan tekanan aksi jual para pelaku pasar. Ini nerlangsung seiring dengan pelemahan ekspor sebesar -17,02 persen year-on-year atau lebih dalam ketimbang penurunan impor -11,56 persen year-on-year.
Menurut dia, minimnya sentimen dan masih adanya persepsi masih tingginya level IHSG membuat pelaku pasar cenderung jualan. “Ini berimbas pada melemahnya laju IHSG,” kata dia.
Sepanjang pergerakan, IHSG menguat diiringi laju rupiah yang melemah sementara asing mencatatkan nett buy. Asing tercatat kembali melakukan aksi beli, dari nett buy Rp 682,49 miliar menjadi nett buy Rp 351,39 miliar.
BAGUS PRASETIYO