TEMPO.CO, Jakarta - Pada perdagangan akhir pekan ini, indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan berpeluang rebound. Analis ekonomi dari First Asia Capital, David Sutyanto, mengatakan bursa global tadi malam bergerak kondusif karena kembali naiknya harga minyak.
David memperkirakan IHSG akan bergerak dengan support di posisi 5.400 dan resisten di level 5.450. "Saham sektoral yang terkait dengan komoditas energi berpeluang rebound seiring kenaikan harga minyak mentah tadi malam," ucap David dalam pesan tertulisnya, Jumat, 12 Agustus 2016.
Bursa global tadi malam berhasil rebound melanjutkan rally. Indeks saham Eurostoxx di kawasan Uni Eropa rebound hingga 1 persen di posisi 3.049,03. Di Wall Street, indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,64 persen dan 0,47 persen di posisi 18.613,52 dan 2.185,79.
Indeks Nadaq naik 0,46 persen di level 5.228,40. "Tiga indeks saham utama Wall Street tersebut berhasil mencatatkan level tertinggi baru sejak 1999," ujar David.
Pergerakan positif Wall Street merespons pencapaian laba sejumlah emiten, rebound bursa Eropa dan rebound harga minyak mentah tadi malam di posisi US$ 43,43 per barel atau naik 4 persen.
Pada perdagangan kemarin, IHSG bergerak fluktuatif dalam rentang 58 poin dan gagal tutup di teritori positif, yakni melemah 4,86 poin atau 0,09 persen di level 5.419,800. Ini adalah ketiga kalinya IHSG ditutup di teritori negatif sejak Selasa, 9 Agustus lalu.
Koreksi harga sejumlah komoditas logam dan minyak mentah turut menekan pergerakan harga saham pertambangan yang berdampak negatif bagi pergerakan IHSG kemarin. Di sisi lain, aksi beli selektif mendominasi saham sektor properti dan barang konsumsi.
Nilai transaksi di pasar reguler kemarin mencapai Rp 6,6 triliun dan pembelian bersih asing menyusut tinggal Rp 61,2 miliar. Koreksi IHSG kemarin sejalan dengan koreksi yang umumnya terjadi di pasar saham Asia-Pasifik, sebagaimana tercermin dari indeks The MSCI Asia-Pacific di luar Jepang kemarin yang terkoreksi 0,2 persen.
DESTRIANITA