TEMPO.CO, Tuban - PT Pertamina (Persero) terus menggali Sumur Tapen di Desa Sidoharjo, Tuban, Jawa Timur, untuk menambah pasokan produksi minyak. Eksplorasi di Sumur Tapen 2 ini telah dilakukan sejak 15 Juni lalu oleh Pertamina EP, anak usaha Pertamina.
“Ini sumur yang ketiga,” ujar Direktur Hulu PT Pertamina Syamsu Alam saat kunjungannya ke sumur tersebut, Jumat, 22 Juli 2016. Ia menambahkan, Sumur Tapen 2 kini masih dalam tahap delineasi, menarik garis untuk pemetaan.
Nantinya, ia melanjutkan, Pertamina akan menggali secara mendalam sumur tersebut hingga kedalaman 2.600 meter atau 2,6 kilometer. Sedangkan kedalaman sumur saat ini baru mencapai 2.074 meter.
Selanjutnya Pertamina akan melakukan beberapa tahap penyelesaian sebelum sampai ke tahapan plan of development (POD). Bila sudah, barulah Pertamina akan bisa mengetahui target produksi yang bisa diperoleh dari sumur ini.
Dengan adanya sumur itu, Pertamina menargetkan penambahan produksi 2.000-3.000 barel per hari. Pertamina pun menargetkan POD akan rampung pada 2017 agar bisa berproduksi secepatnya.
Dalam eksplorasi di wilayah kerja Tapen 2 ini, Pertamina menggunakan fasilitas pengeboran dengan teknologi cyber terbaru. Teknologi ini memiliki kekuatan 1.000 tenaga kuda (HP) dari Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI). Melalui teknologi ini, presisi untuk pengeboran pun dapat menjadi efisien.
Hal senada disampaikan Direktur Utama PDSI Lelin Eprianto. “Teknologi ini berkekuatan 1.000 HP,” katanya. Teknologi serupa pun ditetapkan di Blok Cepu. Hanya, ada sedikit penambahan agar alat bisa berjalan sendiri.
Untuk memorali ini semua, dana investasi yang dirogoh Pertamina US$ 7-10 juta. Besaran dana yang dikeluarkan untuk pengeboran bergantung pada kedalaman tanah, luas tanah, dan lainnya.
BAGUS PRASETIYO