TEMPO.CO, Jakarta - Analis ekonomi dari First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, pada perdagangan hari ini, indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia akan bergerak konsolidasi dengan potensi menguat tipis.
Indeks diperkirakan akan bergerak pada rentang 4.800 hingga 4.870. "Koreksi yang terjadi kemarin membentuk pola shooting star, yang merupakan sinyal pembalikan arah. Namun masih harus dikonfirmasi dengan candlestick yang terbentuk hari ini. Pergerakan nilai tukar akan menjadi perhatian pada hari ini," ujar David, dalam siaran tertulisnya, Jumat, 3 Juni 2016.
Pada perdagangan kemarin, indeks mengalami pelemahan setelah menguat signifikan pada awal Juni. Indeks ditutup turun tipis 6,44 poin atau sekitar 0,13 persen ke level 4.833,23. Pelemahan terbanyak ditopang oleh sektor aneka industri dan industri dasar.
Adapun sektor tambang dan agri mengalami penguatan, yang membuat indeks hanya terkoreksi tipis. Asing juga masih melakukan pembelian pada sejumlah saham, seperti TLKM, KLBF, dan HMSP.
"Proyeksi Bank Indonesia terhadap rupiah sebesar Rp 13.500-Rp 13.800 di atas level saat ini, sehingga diproyeksikan akan mendorong permintaan untuk spekulasi terhadap dolar," ujar David.
Di sisi lain, bursa global bergerak bervariasi tadi malam. Di kawasan Euro, indeks Eurostoxx terkoreksi 0,16 persen di 3033,86. Di Wall Street indeks saham berhasil melanjutkan penguatannya. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,27 persen dan 0,28 persen di 17838,56 dan 2105,26.
Pasar Wall Street bergerak berdasarkan sentimen data cadangan minyak mentah Amerika Serikat yang turun pekan lalu sebanyak 1,4 juta barel di bawah perkiraan turun 2,7 juta barel. Hal ini dipengaruhi oleh hasil pertemuan OPEC yang gagal mencapai kesepakatan pembatasan produksi dan penantian data tenaga kerja Amerika yang keluar akhir pekan ini.
Harga minyak mentah bergerak fluktuatif, ditutup tadi malam menguat tipis di US$ 49,06 per barel. Pertemuan ECB kemarin kembali menahan bunga acuan di nol persen dan tetap mempertahankan kebijakan stimulus sebesar 80 miliar euro setiap bulan.
DESTRIANITA KUSUMASTUTI