TEMPO.CO, Perawang - Asia Pulp and Paper Sinar Mas menginvestasikan dana US$ 20 juta atau sekitar Rp 270 miliar untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan dan hutan tahun ini. "Antisipasi kebakaran dari sekarang sudah lebih agresif," kata Kepala Pencegahan Kebakaran Hutan Sinar Mas Forestry Regional Riau di Pengaran, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Kamis, 2 Juni 2016.
Soekrisno mengatakan upaya pencegahan sudah mulai dilakukan menggunakan kamera geothermal yang dibawa dengan pesawat Cessna. Kamera tersebut berfungsi menangkap dan memberikan informasi mengenai data lokasi titik api. "Kami juga pakai CCTV (closed circuit television) yang dikombinasikan dengan kamera geothermal untuk pendeteksian dini," ujarnya.
Teknologi termal, kata dia, telah digunakan di Australia, Kanada, dan Afrika Selatan. Kamera geothermal di sana mampu menangkap perbedaan suhu di muka tanah serta mendeteksi titik api di lahan gambut yang kerap tidak terlihat kasat mata. Namun, Soekrisno menyatakan, teknologi itu belum bisa diimplementasikan langsung di Indonesia. "Karena hasilnya masih ada deviasi," ujarnya.
Untuk penanggulangan kebakaran, Soekrisno mengatakan pihaknya mengupayakan penggunaan helikopter yang mengangkut air 3.500 liter. Menurut dia, upaya tersebut sudah dilakukan sejak kebakaran lahan dan hutan terjadi pada tahun lalu. Kemudian, untuk pemantauan langsung, ada 400 pos pantau dan 80 menara api yang tersebar di semua lahan konsesi perusahaan.
Selain itu, APP Sinar Mas meluncurkan program berbasis peningkatan ekonomi daerah melalui program Desa Makmur Peduli Api, peningkatan keterampilan regu pemadam kebakaran,
modernisasi peralatan pemadaman, dan pengembangan sistem pemadaman terintegrasi.
"Ini untuk mengetahui secara cepat kalau ada kebakaran, khususnya di perbatasan konsesi perusahaan. Kerja sama ini melibatkan kepala desa dan kecamatan," tuturnya.
FRISKI RIANA